tag:blogger.com,1999:blog-55473585847746688402024-02-20T08:38:32.615+07:00Kimia LingkunganKendalikan pencemaran lingkungan . ,!!!Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-89033497314119164752011-02-18T06:59:00.000+07:002011-02-18T06:59:23.284+07:00Kalsium (Ca) dan Barium (Ba)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Kedua logam ini berwarna keabu-abuan, bereaksilambat dengan oksigen di udara pada temperatur kamar, tetapi terbakar hebat pada pemanasan. Kalsium terbakar hanya menghasilkan oksidanya, tetapi barium dapat menghasilkan dioksida dalam kondisi oksigen berlebih. Bila berilium meneruskan sinar-X, pada kalsium dan barium menyerap kuat. Foto sinar-X dari kerangka (tulang) oleh karena kandungan kalsium dalam tulang yang bersangkutan. Unsur-unsur dalam jaringan lunak tidak mnyerap sinar-X sehingga tidak memungkinkan untuk memvisualisasi gangguan sakit perut dan usus besar secara langsung. Ion barium merupakan penyerap sinar-X yang baik, namun sayangnya sangat beracun. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan menelan senyawa sukar larut BaSO<sub>4</sub> yang berupa larutan suspense dalam air 2,4 x 10<sup>-3</sup> g/L, yang cukup aman terhadap kesehatan. Keadaan organ-organ dalam perut dan usus dapat terdeteksi oleh sinar-X dan senyawa BaSO<sub>4</sub> akhirnya akan turut keluar bersama kotoran.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Kalsium adalah unsur terbanyak kelima di bumi, terdapat sebagai kalsium karbonat dalam deposit masif kapur, gampig atau batu kapur, dan marmer. Marmer terbentuk ketika deporit batu kapur terpendam jauh ke dalam kerak bumi, di mana kombinasi panas dan tekanan mengakibatkan batu kapur meleleh. Lelehan kalsium karbonat ini menjadi dingin kembali karena terdorong balik ke permukaan yang akhirnya memadat menjadi bentuk padatan yang tebal yang disebut marmer. Kalsium karbonat sangat murni terjadi dalam bentuk dua kristal yang berbeda, <i>kalsit dan iceland spar</i>. Kristal yang kedua ini sangat jarang ditemukan, bersifat unik dalam hal kemampuannya meneruskan dua bayangan suatu objek yang diletakkan di bawahnya. Dua bayangan ini muncul sebab kristal ini mempunyai dua indeks refleksasi yang berbeda. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Campuran kalsium hidroksida dan pasir dapat dipakai untuk merekatkan batu bata atau batu-batu bersama dalam konstruksi bangunan. Campuran material ini secara perlahan mengikat karbondioksida dari udara mengubah kalsium hidroksida menjadi padatan keras kalsium karbonat.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Ca(OH)<sub>2 </sub> + H<sub>2</sub>O </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> CaCO<sub>3</sub> + H<sub>2</sub>O<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sekitar tahun 100 SM sampai 400 SM orang Romawi secara sempurna menggunakan mortar kapur atau gamping untuk mendirikan bangunan dan pipa-pipa saluran air dan sampai sekarang masih bertahan. Mereka juga membuat penemuan yang penting bahwa campuran abu gunung berapi dengan mortar kapur dapat memberikan hasil yang lebih kuat.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Produk semen merupakan salah satu industri kimia terbesar di dunia. Semen dibuat melalui pengerusan bersama batu kapur dan serpih (alumino silikat) dengan pemanasan campuran ini hingga 1500<sup>o</sup>C. Reaksi kimia yang terjadi membebaskan karbondioksida dan melelhkan sebagian komponen membentuk padatan gumpalan yang disebut kerak arang. Kerak arang ini kemudian menjadi serbuk dan sedikit kalsium sulfat dicampurkan. Campuran ini dikenal sebagai <i>Portland</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> sumber: The True power of Atom.</span></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-71353397727946548932011-01-30T12:49:00.000+07:002011-01-30T12:49:26.265+07:00Teknologi Kimia Mengubah Urine menjadi Bahan Bakar Hidrigen<div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Peneliti dari Amerika telah mengembangkan cara yang efisien untuk memproduksi gas hidrogen dari urin – tentu saja hal ini menjadi salah satu alternative untuk sumber bahan bakar mobil dimasa depan melainkan juga menjadi cara untuk memperdayagunakan limbah yang dihasilkan oleh manusia.</span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
<span class="apple-style-span">Penggunaan gas hydrogen untuk bahan bakar mobil telah menjadi alternative bahan bakar yang penggunaannya semakin meningkat, hal ini disebabkan dengan mengggunakan gas hydrogen maka gas buang yang dihasilkan tidak mencemari lingkuangan karena yang keluar hanya uap air.</span><br />
<span class="fullpost">Akan tetapi salah satu kendala yang dihadapi adalah kurangnya sumber gas hydrogen yang murah dan mudah diperbaharui. Gerardine Botte dari Universitas Ohio kemungkinan telah menemukan jawaban atas permasalahan tersebut, dengan menggunakan pendekatan proses elektrolisis dia berhasil menghasilkan gas hydrogen dari urin, salah satu limbah yang sangat berlimpah di bumi dan tentu saja urine ini menjadi sumber gratis sehingga dapat memangkas biaya produksi gas hydrogen.</span><br />
<span class="fullpost">Botte mengatakan bahwa ide ini muncul kepadanya beberapa tahun lalu pada saat dia menghadiri konferensi bahan bakar, saat itu dia mendiskusikan bagaimana cara mengubah sumber daya air menjadi sumber daya energi yang bersih. “Saya berharap kita bisa mengubah air menjadi sumber energi yang ramah lingkungan”, katanya. Dia pun mulai memikirkan dengan mencari sumber limbah yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menghasilkan gas hydrogen.</span><br />
<span class="fullpost"> Kandungan urin terutama adalah urea, dimana urea ini memiliki empat atom hydrogen per molekulnya, iktan hydrogen dengan ataom N dalam urea lebih lemah dibandingkan ikatan hydrogen dengan atom O dalam air. Botte kemudian memutuskan untuk menggunakan elektrolisis untuk memecah bagian molekul urea ini dengan menggunakan elektroda berbasis nikel yang bersifat selektif dan efisien untuk mengoksidasi urea. Untuk memecah molekul urea ini diperlukan voltase sebesar 0,37 Volt yang mana voltase ini masih lebih rendah jika dibandingkan yang diperlukan untuk mengelektrolisis air yaitu sekitar 1,23 volt</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;">.</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgegOXm0UOxg18dS4STKEo3hJA1gKQDVAbCeH6jBpL0ujsE5gza8oBWHO9YJAKhbq34RH0Pg3-jyax8DqqaTeEjyDjcxFPp_jLMolXU3e9KQ7mg0gHABBZmyGfg1gDaQbcsqYPMYI_BSnU/s1600/beaker-yellow-350_tcm18-156531.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgegOXm0UOxg18dS4STKEo3hJA1gKQDVAbCeH6jBpL0ujsE5gza8oBWHO9YJAKhbq34RH0Pg3-jyax8DqqaTeEjyDjcxFPp_jLMolXU3e9KQ7mg0gHABBZmyGfg1gDaQbcsqYPMYI_BSnU/s320/beaker-yellow-350_tcm18-156531.jpg" width="320" /></span></a></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="fullpost"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Selama proses yang terjadi urea teradsorbsi pada elektroda nikel, yang kemudian mengalirkan electron yang kemudian molekul urea terurai. Gas hydrogen murni terbentuk pada katoda, gas nitrogen dan sedikit gas oksigen dan hydrogen terbentuk di anoda. Gas karbondioksida juga dihasilkan pada saat elektrolisis akan tetapi gas ini tidak bercampur dengan gas yang dihasilkan pada anoda dan katoda disebabkan gas ini bereaksi dengan KOH membentuk kalium karbonat. “Perlu waktu bagi kami untuk menggunakan rine manusia sebagai percobaan sehingga kami bisa mempubilkasikan penelitian kami ini”, kata Botte.</span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
<span class="fullpost"> Menurut Botte, proses yang ada untuk memisahkan urin dari air saat ini sangat mahal dan tidak efisien. Urin umumnya terhidrolisis menjadi amonik sebelum terlepas keudara sebagai gas ammonia. Terbentuknya gas ini akan membentuk ammonium sulfat dan partikel nitral di udara, dimana kedua zat ini dapat menyebabkan berbagai macam permasalahan bagi kesehatan manusia seperti asma, bronchitis, dan kematian dini.</span><br />
<span class="fullpost"> Grup peneliti tersebut telah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari sitem elektrolisis yang akan dipakai termasuk mempelajari mekanisme reaksinya secara komputasional. Botte meyakini bahwa teknologi ini akan mampu dibuat dalam skala yang besar untuk menghasilkan gas hydrogen. “salah satu kendala yang menghalangi proses adalah banyaknya garam yang ada dalam sumber urin,” kata Botte.</span><br />
<span class="fullpost">Bruce Logan, seorang ahli energi dari limbah dan direktur Pennsylvania State University’s H2E Center and Engineering Environmental Institute memberikan applause pada Botte yang telah memberi kontribusi atas alternative produksi hydrogen tanpa memecah molekul air. Bagaimanapun juga dia memberi suatau pernyataan bahwa urea lebih cepat diubah menjadi ammonia dengan menggunakan bakteri, hal ini tentu saja menjadi batasan penelitian yang dilakukan oleh Botte. Tapi Logan merasa bahwa ide Botte sangat bagus dengan memikirkan bagaimana cara untuk mengolah limbah urine kita tidak hanya untuk menghasilkan hydrogen akan tetapi juga untuk menghasilkan sumber lain misalnya fosfor sebagai sumber pupuk menginggat dimasa mendatang seperti halnya minyak bumi fosfor bisa menjadi barang yang langka dan kita harus memikirkan cara untuk mericycle fosfor untuk keperluan di masa datang.</span><br />
<span class="fullpost"><i>Sumber :</i></span><span class="apple-converted-space"><i> </i></span><span class="fullpost"><i>RSC</i></span></span></span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-63770376515595143132011-01-30T12:21:00.000+07:002011-01-30T12:21:36.424+07:00Bioteknologi<div style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Kemunculan bioteknologi pada pertengahan dekad 70-an sebagai teknologi pilihan kepada teknologi kimia memberi harapan satu teknologi tinggi akan muncul yang dapat menyelesaikan masalah menghasilkan bahan-bahan biologi secara besar-besaran dan menghasilkan bahan yang mudah dibiorosot.</span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"> Bioteknologi boleh ditakrifkan sebagai satu teknologi pemprosesan untuk menghasilkan barangan dan perkhidmatan melalui penggunaan proses-proses biologi. Pada ambang dekad 80-an, beberapa syarikat bioteknologi telah muncul seperti Genetech, Cetus, Biogen dan Genex yang bertujuan menggunakan teknik-teknik baru kejuruteraan gen dan penghasilan antijasad monoklon. Pada pertengahan dekad 80-an, tindak balas rantai polimeras (PCR) yang boleh menyalin bahagian tertentu DNA dalam beberapa jam sahaja telah ditemui. Pertemuan ini merupakan satu pencapaian yang revolusi kerana bahan-bahan biologi tertentu boleh dihasilkan dengan mudah. Kajian kini tertumpu kepada menghasilkan faktor mensimulasi koloni, faktor tumbesaran untuk mengubati luka, vaksin untuk AIDS, sitokin dan penerima untuk mengubat penyakit yang autoimun dan antijasad monoklon untuk mengubat kanser dan penyakit lain. Dari segi kejuruteraan kimia, proses untuk membanyakkan penghasilan bahan-bahan biologi dilakukan dalam proses fermentasi. Masalah besar proses bioteknologi, ialah bahan yang dikehendaki berada dalam sup fermentasi pada kepekatan yang rendah. Kos untuk memisah dan menulen bahan ini amatlah tinggi dan kegiatan kejuruteraan kimia kini tertumpu kepada mencipta proses pemisahan dan penulenan yang murah seperti kromatografi elusi. Penumpuan juga dibuat terhadap penghasilan transduser biologi yang boleh mengesan pembolehubah proses termasuk kepekatan bahan biologi yang amat kecil. </span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Perkembangan yang mungkin menyelesaikan masalah alam sekitar yang timbul daripada penggunaan polimer yang meluas ialah penghasilan polimer biologi yang boleh biorosot oleh proses bioteknologi. Polihidroksibutirat (PHB) dan polihidroksivalerat (PHV) yang akan dipasarkan oleh ICI, dihasilkan oleh<em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">alicaligenes eutrophus</em><span class="apple-converted-space"> </span>apabila organisme itu tidak diberi nitrogen, fosfat, magnesium atau sulfat. PHB bukan sahaja setara dengan polipropilena dari segi sifat, bahkan ia juga boleh biorosot dalam masa dua bulan..</span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"></span>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-64493635036027369842011-01-30T12:07:00.000+07:002011-01-30T12:07:26.701+07:00Sejarah Awal Teknologi Kimia<div style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Tarikh awal bermulanya teknologi kimia amat sukar ditentukan kerana rekod sejarah purba terawal telah menunjukkan manusia zaman itu mempunyai sedikit pengetahuan atau ilmu tentang teknologi kimia iaitu penggunaan bahan kimia dan pemprosesan bahan kimia walau pun bilangan bahan kimia yang dihasilkan jauh lebih kecil daripada industri kimia moden. Kebanyakan bahan kimia yang dihasilkan pada zaman purba digunakan untuk kehidupan harian seperti untuk makanan, pakaian, dan perumahan dan kemudian untuk kegunaan masyarakat yang lebih canggih.</span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Pembuatan garam</span></b></span></em><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Garam dalam bentuk yang hampir tulen merupakan bahan kimia purba terawal yang dihasilkan dengan teknologi amat rendah iaitu pengeringan air laut dan mata air bergaram dengan matahari atau pun penggalian batu garam (Derry dan Williams, 1960). Badan manusia purba memerlukan penambahan garam oleh sebab garam hilang melalui peluh, dan makanan yang dimasak lazimnya tidak mengandungi garam yang mencukupi. Oleh itu garam merupakan antara komoditi awal ekonomi purba.</span></span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Fermentasi</span></b></span></em><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Proses fermentasi pula yang merupakan proses kimia (biokimia?) purba terawal diketahui oleh hampir semua tamadun purba, menghasilkan minumam keras beralkohol dengan fermentasi gula atau bahan bergula oleh yis. Di Mesir tua, fermentasi lebih dikenali sebagai penghasil cuka atau asid asetik yang bukan hanya digunakan dalam makanan tetapi juga untuk menghasilkan bahan lain. </span></span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"> </span><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b>Bahan Pewarna</b></span></em></span><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Bahan berwarna untuk lukisan dan untuk pewarnaan kain juga merupakan bahan kimia purba yang penting. Lukisan di dinding gua di Sepanyol, Afrika dan Australia yang menggunakan beberapa warna seperti merah, kuning dan hijau menunjukkan manusia purba prasejarah tahu tentang bahan kimia bewarna seperti tanah liat berbijih besi (merah dan kuning), plumbum merah, dan kuprum dan ferus sulfat (hijau), dan cara menghasilkannya. Bahan pewarna kain dihasilkan daripada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Contohnya pewarna biru dihasilkan daripada daun pohon<span class="apple-converted-space"> </span><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">indigo</em><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">madder</em>, dan pewarna merah daripada serangga<span class="apple-converted-space"> </span><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Laca</em>.</span></span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Kaca</span></b></span></em><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Kaca merupakan bahan hasil teknologi kimia purba terawal. Rekod sejarah menunjukkan bahawa kaca telah dibuat di Mesir purba sejak sekitar tahun 4,000 Sebelum Masehi (Partington, 1935). Kaca dibuat dengan memanaskan campuran soda dan pasir sehingga terlebur dan menyejukkannya perlahan-lahan. Pembuatan kaca purba dibuat di kawasan Timur Laut Mediterranean sahaja termasuk di Greece.</span></span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Seramik</span></b></span></em><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Seramik atau tembikar juga seperti kaca merupakan antara bahan hasil teknologi purba terawal terutama selepas roda tendang pembuat tembikar dicipta pada sekitar tahun 3,000 Sebelum Masehi. Tamadun Cina sejak zaman Dinasti Tang telah menghasilkan tembikar berwarna putih yang amat tinggi kualitinya pada sekitar tahun 500 Sebelum Masehi. Licauan digunakan kemudian di zaman Rom untuk memperbaiki ciri permukaan tembikar dari segi estetika dan untuk membolehkan gambar dilukis dengan bahan pewarna. Bahan licauan purba berwarna merah ini diperbuat daripada soda, pasir dan garam plumbum akan tetapi pada kepekatan yang lebih rendah. Bahan licauan yang basah disapu di permukaan tembikar dan dilicaukan ketika tembikar itu dibakar.</span></span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Bahan Api untuk Lampu</span></b></span></em><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Keperluan pemancar cahaya yang lebih canggih daripada kayu unggun untuk manusia bekerja atau berehat pada waktu malam memulakan pengembangan lampu. Lilin merupakan pepejal lemak binatang yang mempunyai sumbu yang diperbuat daripada rumput. Dengan penemuan nyalaan yang jauh lebih terangdihasilkan daripada pembakaran minyak sayuran seperti minyak zaitun yang dicampur dengan sedikit garam, lampu minyak yang diperbuat daripada seramik dan logam pula dicipta.</span></span><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Permulaan Ilmu Kimia dan Teknologi Kimia</span></b></span></em><b><o:p></o:p></b></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Ilmu kimia sebagai satu disiplin telah bermula di Negeri Cina dan di Greece (Wan Fuad Wan Hassan 1990). Paradigma yang dipelopori di kedua-dua tamadun tua ini hampir sama. Mengikut ahli kimia Cina, semua benda dikatakan terjadi daripada dua unsur atau prinsip<span class="apple-converted-space"> </span><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Yin</em><span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span><em style="border-color: initial; border-style: initial; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">Yang</em>. Mengikut ahli kimia Helenistik pula, setiap benda terjadi daripada dua prinsip iaitu raksa dan belerang yang seterusnya terdiri daripada empat unsur iaitu api, udara, tanah dan air; dan empat sifat iaitu lembab, kering, panas dan sejuk. Kedua-dua pihak yakin bahawa timah hitam boleh diubah kepada emas dengan mengubah kadar prinsip-prinsip ini yang ada di dalam timah hitam itu. </span></span></span><span style="color: #333333; font-family: "Garamond","serif";"><o:p></o:p></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><br />
</span></span></span></div><div style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;">http://abinissa.wordpress.com</span></span></span></div><span style="border-color: initial; border-style: initial; font-style: inherit; font-weight: inherit; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px;"></span>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-33511271908413551872011-01-07T21:51:00.000+07:002011-01-07T21:51:15.061+07:00Riset Ratusan Tahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSFe08ar6UWohLw4_dGox5yvJ7gRetjJnPUW2aSDo_IP2V6mD0V" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSFe08ar6UWohLw4_dGox5yvJ7gRetjJnPUW2aSDo_IP2V6mD0V" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Svante Arrchenius (penggondol hadiah Nobel dalam bidang Kimia tahun 1903) terilhami oleh van’t Hoft (penggondol hadiah Nobel pertama tahun 1901), kuarang lebih satu abad lalutentang formula sederhana untuk kecepatan reaksi selaku fungsi suhu.Namun ini mengacu pada banyak butir-butir molekul secara serentak (sistem makroskopik) dan relatif dalam kurun waktu yang lama. Baru pada tahun 1930-an H.Eyring dan M.Polanyi merumuskan sebuah teori berdasarkan reaksi dalam sistem mikroskopik pada moleul-molekul individual. Perkiraan teoritis adalah bahwa pada kondisi transisinya diseberangi dengan sangat cepat, pada skala waktu yang berlaku bagi getaran molekul. Bahwa akan mungkin untuk melakukan percobaan dalam waktu sesingkat itu, tak pernah diimpikan orang sebelumnya. <span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Justru itulah yang diinginkan oleh Zewail. Di penghujung tahun 1980-an, ia melakukan serangkaian percobaan yang menuntun kepada lahirnya bidang riset yang disebut <i>femtochemistry</i>. Percobaan ini mencakup penggunaaan kamera berkemampuan kilat guna <i>memantulkan</i> molekul saat terjadinya reaksi kimiawi yang sesungguhnya dan mencoba untuk mengabadikannya tepat pada saat terjadinya kondisi peralihan. Kamera otu didasarkan pada teknologi baru sinar laser berikut kilatan sinar ringan berupa sekian sepersepuluh dari <i>femtoseconds</i>. Waktu yang dibutuhkan bagi atom-atom itu dalam molekul untuk membuat getaran khususnya adalah 10-100 fts. Bahwa reaksi kimia itu seharusnya terjadi pada skala waktu yang bersamaan dengan ketika atom-atom itu berayun, dapat dibandingkan dengan dua pemain akrobat (trapeze) “yang saling bereaksi” pada skalaa waktu yang sama dengan waktu ketika trapeze mereka berayun ke muka dan belakang. </span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.sciencetweets.eu/photochemistry/archive/fullsize/detail-of-the-femtosecond-spectroscopy-experimental-setup_e7e94e4020.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.sciencetweets.eu/photochemistry/archive/fullsize/detail-of-the-femtosecond-spectroscopy-experimental-setup_e7e94e4020.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Apakah yang dilihat para pakar kimia itu sebagai <i>ketetapan waktu</i>, berhasil ditingkatkan? Keberhasilan pertama adalah penemuan larutan yang terbentuk sementara itu, mulai dari yang asli hngga ke produk akhirnya, larutan yang diistilahkan sebagai menengah (<i>intermediate</i>). Yang mengawali semua itu adalah molekul-molekul yang relatif stabil atau pecahan-pecahan molekul. Setiap peningkatan ketepatan waktunya menuntun kepada hubungan baru dalam mata rantai reaksinya, dalam bentuk intermediate berumur pendek yang kian meningkat, yang diseduaikan dengan teka-teki pemahaman tentang bagaimana cara mekanisme reaksi itu bekerja. Degan <i>femtosecond spectroscopy</i> untuk pertama kalinya kita dapat mengamati “gerakan perlahan”, apa yang terjadi ketika hambatan reaksinya diseberangi dan dari sana juga kita pahami latar belkang mekanistis pada formula Arrchenius bag kemandirian suhu serta bagi formula hingga van’t Hoft menggondol hadiah nobelnya. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(029)</span></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-58297843464577167262011-01-07T21:43:00.000+07:002011-01-07T21:43:55.720+07:00Secepat apakah reaksi kimia itu?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Reaksi kimia dapat, seperti yang kita ketahui, terjadi pada beragam tingkat kecepatan – bandingkanlah dengan proses kuku hingga berkarat dan proses meledaknya sebuah dinamit! Yang umum terjadi pada kebanyakan reaksi adalah kecepatannya meningkat seiring meningkatnya suhu, misalnya bilamana gerakan molekul bertambah cepat. Demi alasan inilah para peneliti telah lama yakin bahwa sebuah molekul pertama-tama harus diaktifkan, “melonjaknya suhu” kala menghadapi rintangan, seandainya ia ingin bereaksi. Bila dua molekul saling bertabrakan, maka biasanya tidak ada sesuatu pun yang terjadi, keduanya hanya terpental ke udara. Namun manakala suhu cukup tinggi, maka tabrakan itu semakin keras dan keduanya saling bereaksi dan molekul baru pun terbentuk. Begitu sebutir molekul telah diberikat”lonjakan suhu” yang cukup kuat maka ia bereaksi sangat cepat, sementara ikatan kimiawinya pun putus dan yang baru pun terbentuk. Ini juga berlaku pada reaksi yang nampaknya lambat ( misalnya proses berkaratnya kuku ). Perbedaan hanyalah “lonjakan suhu” terjadi lebih sering dalam reaksi yang lambat daripada cepat. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Hambatannya ditentukan oleh kekuatan yang melekatkan atom-atom itubersama-sama dalam molekul itu ( ikatan kimiawinya ) yang kurang lebih seperti hambatan gravitasi yang harus diatasi oleh sebuah roket bulan dari Bumi sebelum ia tertangkap oleh bidang kekuatan bulan.Namun baru belakangan ini hanya sedikit yang diketahui tentang jalur molekul di seberang hambatan itu dan seperti apa tampang molekul itu ketika ia berada tepat di atas,”kondisi peralihannya”.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(029)</span></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-47172332505200656612011-01-03T10:31:00.002+07:002011-01-03T10:37:22.685+07:00Femtokimia<div style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><div class="separator" style="clear: both; color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><a href="http://hermanyudiono.files.wordpress.com/2009/05/gambar-zewail-lagi-riset.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://hermanyudiono.files.wordpress.com/2009/05/gambar-zewail-lagi-riset.jpg" width="200" /></a><span style="font-size: small;"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> <span style="font-family: "Baskerville Old Face";">Apa jadinya pertandingan sepak bola di TV tanpa adanya “gerakan lamban” yang mengungkapkan gerak-gerik para pemain sesudahnya dan bolanya sendiri saat gol sudah terjadi? Reaksi kimiawi pun demikian. Kesungguhan para kimiawan agar supaya mampu mengikuti reaksi kimiawi serinci-rincinya, telah kian menggelitik kemajuan teknologi. Penggondol hadiah Nobel tahun 1999, Ahmed H. Zewail telah mempelajari gerak-gerik atom dan molekul dalam “gerak perlahan” selama terjadinya reaksi dan dapat dilihat apa yang sesungguhnya terjadi ketika ikatan kimiawi itu putus dan terciptalah ikatan yang baru. </span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Baskerville Old Face";"> Teknik Zewail menggunakan apa yang dilukiskan sebagai kamera tercepat di dunia. Ini menggunakan sinar laser dalam durasi yang amat singkat hingga kita terpaku pada skala waktu saat reaksi sesungguhnya terjadi-femtodetik (fs). Satu femtodetik adalah 10 (pangkat-15) detik yakni 0,000000000000001 detik dibandingkan dengan 1 detik, sebagaimana 1 detik disbanding 32 juta tahun. Bidang kimia fisika ini disebut femtochemistry. Femtochemistry memungkinkan kita untuk memahami apa sebabnya reaksi kimiawi tertentu dapat terjadi sedangkan yang lain tidak. Para ilmuwan di segenap penjuru dunia saat ini tengah mempelajari proses dengan menggunakan spektroskopi femtosecond dalam gas, cairan dan bahan padat, pada permukaan dan pada polimer. Penerapannya terentang, mulai dari bagaimana caranya fungsi katalis dan cara komponen-komponen molekul elektronik harus dirancang hingga mekanisme paling muskil dalam proses kehidupan dan bagaimana caranya obat masa depan harus diproduksi. </span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Sumber : A. Zewail. 2002. <i>Voyage through Time, Walks of Life to the Nobel Prize</i>. American University in Cairo Press</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">(019)</span></div><span style="color: yellow; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-size: small;"> </span>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-51458193555825652082010-12-13T14:30:00.000+07:002010-12-13T14:30:33.556+07:00Masalah lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan plastik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYisKOdDFJa3fcWHXcApHNhTSpBtwfuQlCGd8vgc61mhrnJNR2JJb9o-eiGtYd6x4wL768YmBHPXcrt-s9TMT6oZ0T7VmlvmPFgDGxmxd6N272YyC0b25e6nt-TeKKR7KzMaLrwAPN_4s/s1600/sampahplastik+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="481" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYisKOdDFJa3fcWHXcApHNhTSpBtwfuQlCGd8vgc61mhrnJNR2JJb9o-eiGtYd6x4wL768YmBHPXcrt-s9TMT6oZ0T7VmlvmPFgDGxmxd6N272YyC0b25e6nt-TeKKR7KzMaLrwAPN_4s/s640/sampahplastik+2.jpg" width="640" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX0nh_syzhYmlfdRoZnpUZ9W8YQR-5kRrfwkFHbly3ZBiCCs9BWd9FahuIZsYoa6zwLYOjil9UbB5Ftap2dhpMm74JVf3jWNLJgW-MBN54kjvfaF9yEq4clIX6QX5mV0DEZaD-eslAEZE/s1600/pot+1.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX0nh_syzhYmlfdRoZnpUZ9W8YQR-5kRrfwkFHbly3ZBiCCs9BWd9FahuIZsYoa6zwLYOjil9UbB5Ftap2dhpMm74JVf3jWNLJgW-MBN54kjvfaF9yEq4clIX6QX5mV0DEZaD-eslAEZE/s1600/pot+1.jpeg" /></a></div><br />
Tidak seperti bahan-bahan alam lainnya, plastik bersifat non-biodegradable. Berdasarkan informasi, 30% volume sampah di Amerika Serikat terdiri dari plastik. Bagaimana di negara kita, Indonesia? Umumnya sampah plastik ditangani dengan cara dikubur atau dibakar dalam incinerator. Namun, kedua cara tersebut belum menyelesaikan masalah. Plastik yang dikubur tidak akan membusuk sementara lahan tempat mengubur plastik semakin sulit. Pembakaran plastik akan menyebabkan polusi. Misalnya, pembakaran PVC menghasilkan gas hidrogen klorida (HCl) atau gas klorin (Cl2). Berikut beberapa cara yang dipertimbangkan untuk menangani plastik.<br />
<br />
a. Daur ulang <br />
<br />
Plastik termoplas dapat dibentuk ulang melalui pemanasan. Dapat juga didepolimerisasi sehingga diperoleh kembali monomernya. Akan tetapi, sulit sekali memilah sampah plastik menurut jenisnya. Sampah plastik seringkali merupakan campuran dari berbagai jenis. Dengan demikian juga mengandung plasticiser, pigmen warna, dan campuran bahan lainnya. Akibatnya, hasil daur ulangnya paling merupakan plastik dengan mutu yang lebih rendah dan kurang nilai ekonomisnya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDk75Y32fPfwHsfDDyXicARKZuMiFtD-DUl-wa55BamZ7lCt2R8mkM_AjNFUEE5GuRYQuBHrtyesXxdP1XcLl5uWiTBLJhplxnf0fCU9bMOQxW0xV0kC9Kwi_ufDxWl4OBt-ZTp52dvrk/s1600/90133_baju_dari_sampah_plastik+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDk75Y32fPfwHsfDDyXicARKZuMiFtD-DUl-wa55BamZ7lCt2R8mkM_AjNFUEE5GuRYQuBHrtyesXxdP1XcLl5uWiTBLJhplxnf0fCU9bMOQxW0xV0kC9Kwi_ufDxWl4OBt-ZTp52dvrk/s320/90133_baju_dari_sampah_plastik+3.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
Di negara maju yang penduduknya sadar lingkungan, produsen mencantumkan kode yang menyatakan jenis plastik. Lalu di tempattempat umum disediakan tempat sampah dengan berbagai kode, sehingga masyarakat dapat membuang sampah plastik menurut jenisnya. Dapatkah Anda mengelompokkan bahan-bahan plastik yang telah Anda pakai berdasarkan jenis plastik?<br />
<br />
b. Membuat plastik yang biodegradable <br />
<br />
Dengan membuat plastik yang biodegradable, maka plastik akan hancur dalam beberapa tahun.<br />
<br />
c. Pirolisis <br />
<br />
Apabila plastik dipanaskan hingga 7000C tanpa udara, maka molekul plastik akan terurai membentuk molekul-molekul sederhana. Campuran plastik yang biasa, seperti politena, polipropilena atau polistirena, ketika dipirolisis akan menghasilkan hidrokarbon sederhana serti etena atau propena atau benzena. Senyawa tersebut dapat dipisahkan melalui destilasi bertingkat. Hasilnya kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai bahan kimia termasuk plastik. Untuk sekarang ini, pirolisis dinilai tidak ekonomis, karena masih tersedia bahan baku yang lebih murah, yaitu dari minyak bumi dan gas alam.<br />
<br />
Keuntungan yang diperoleh dari cara pirolisis, salah satunya adalah kita dapat menyortir limbah plastik menurut jenisnya.<br />
(022)Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-63205824761457503582010-12-13T14:11:00.000+07:002010-12-13T14:11:49.680+07:00BAHAN BAKAR INDUSTRI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJbq3sRAaWuWaWxNh_P4TmpTYqXMfCEvgs900e-wddbOuMYDecKRDLDET7t94iMWr1kVGFCVDEF64hR7yYnMQERQH0MH1HFk9jcVp3oG4mBMPsOtstGngYsyyOt3w3dCwuKKgtRrXwk8s/s1600/images+1.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJbq3sRAaWuWaWxNh_P4TmpTYqXMfCEvgs900e-wddbOuMYDecKRDLDET7t94iMWr1kVGFCVDEF64hR7yYnMQERQH0MH1HFk9jcVp3oG4mBMPsOtstGngYsyyOt3w3dCwuKKgtRrXwk8s/s1600/images+1.jpeg" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2tl_TK5PCCoR35NNrmnRicr1FDiO4pedeiQIivgNx_uNqZGL-z3Tur4SLHAF7JIN8IIWasQq8zU5OiwJ79IfGBwuRyaiOUJk-ZmbMCAXEnNQm9VJM8LW3RTGLtgNO2LsA3kYZhLmgKU8/s1600/images+3.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2tl_TK5PCCoR35NNrmnRicr1FDiO4pedeiQIivgNx_uNqZGL-z3Tur4SLHAF7JIN8IIWasQq8zU5OiwJ79IfGBwuRyaiOUJk-ZmbMCAXEnNQm9VJM8LW3RTGLtgNO2LsA3kYZhLmgKU8/s1600/images+3.jpeg" /></a></div>Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar dapat berbentuk bahan padat, cair, atau gas yang dapat bereaksi dengan oksigen (udara) secara eksoterm. Panas dari reaksi eksoterm tersebut dapat langsung digunakan untuk pemanasan atau sering juga diubah dulu menjadi bentuk energi lain (biasanya menjadi uap).<br />
<br />
Besaran yang penting pada bahan bakar ialah panas rendah” (lower calorific value), yang menyatakan banyaknya panas yang umumnya diperoleh pada pembakaran dalam keadaan normal. Besaran ini dinyatakan dalarn satuan kkal/kg, kJ/kg, kkal/ml atau kJ/mI. Makin halus ukuran bahan bakar, makin cepat bahan tersebut terbakar dan makin mudah penakaran dan pengaturan dilakukan. Di samping itu, kelebihan udara yang diperlukan untuk pembakaran lebih kecil.<br />
<br />
ini berarti temperatur menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh penggunan kalor dari proses pembakaran secara langsung adalah : untuk memasak di dapur-dapur rumah tangga, instalasi pemanas, sedang contoh penggunaan kalor secara tidak langsung adalah : kalor diubah menjadi nergi mekanik, misalnya pada motor bakar ; kalor diubah menjadi energi listrik, misalnya pada pembangkit listrik tenaga diesel ; tenaga gas dan tenaga uap.<br />
Pembakaran<br />
<br />
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran spontan adalah pembakaran dimana bahan mengalami oksidasi perlahanlahan sehingga kalor yang dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.<br />
<br />
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua konstituen yang dapat terbakar di dalam bahan bakar membentuk gas CO2, air (= H2O), dan gas SO2, sehingga tak ada lagi bahan yang dapat terbakar tersisa.<br />
Macam-macam Bahan Bakar<br />
Bahan bakar fosil, seperti: batubara, minyak bumi, dan gas bumi.<br />
Bahan bakar nuklir, seperti: uranium dan plutonium. Pada bahan bakar nuklir, kalor diperoleh dari hasil reaksi rantai<br />
Bahan bakar lain, seperti: sisa tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, minyak hewani.<br />
(022)Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-14376687692059700452010-12-11T17:25:00.000+07:002010-12-11T17:35:14.448+07:00Apa Sih Kelebihan Detergen daripada Sabun ?<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://radiks.files.wordpress.com/2010/10/soap.gif?w=300&h=258" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="http://radiks.files.wordpress.com/2010/10/soap.gif?w=300&h=258" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Sabun dan detergen mempunyai kemampuan yang sama yaitu kemampuan membersihkan. Sabun dan detergen memiliki struktur yang mirip dan memiliki bagian yang bersifat polar dan non polar. Kemampuan membersihkan dari sabun tergantung dari panjang rantai karbon. Semakin panjang rantai karbon, semakin besar kemampuan membersihkannya. Bahan dasar utama pembuatan sabun adalah minyak kelapa. <o:p></o:p></span></span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/images/558nonionic.gif" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="200" src="http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/images/558nonionic.gif" width="190" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Detergen yang dipasarkan memiliki susunan yang lebih kompleks. Karena berisi bahan-bahan kimia lainnya yang ditambahkan sebagai senyawa yang memiliki kemampuan sebagai pembersih. Bahan utama yang aktif biasa disebut surfaktan. Ibu-ibu rumah tangga biasanya lebih menyukai menggunakan detergen daripada sabun. Nah, apa yang menyebabkan detergen lebih banyak digunakan?<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">1. Detergen lebih banyak buihnya daripada sabun yang sukar membuih.<o:p></o:p></span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">2. Sabun menyebabkan scum (endapan yang tak larut) bila digunakan untuk mencuci dengan air </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">sadah. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Ion Ca<sup>2+</sup> dan Mg<sup>2+</sup> dalam air sadah bereaksi dengan molekul sabun dan membentuk scum.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Scum juga </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">menempel pada pakaian sehingga dibutuhkan lebih banyak sabun untuk mencuci.</span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">3. Sabun bereaksi dengan asam yang berasal dari prespiration dan membentuk asam lain yang tidak </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></div><div style="text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> larut yang akhirnya mengurangu kemampuan membersihnya.</span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Bahan-bahan tambahan lain dalam detergen misalnya pemutih ( mis natrium hipoklorit, NaClO), pengemulsi (mis, karboksimetilselulosa), dan natrium tripolifosfat, Na<sub>5</sub>P<sub>3</sub>O<sub>10</sub>. Penambahan natrium polifosfat untuk mencegah pembentukan scum, menjaga agar pH mejadi tinggi, dan sebagai bahan pengisi agar biaya produksi menjadi lebih murah. <o:p></o:p></span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-81131676699944549812010-12-11T17:15:00.000+07:002010-12-11T17:15:14.400+07:00Sulfur Dioxide (SO2)<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Belerang dioksida merupakan gas berbau yang sangat menyengat. Gas ini dapat bereaksi dengan oksigen, amoniak, dan dengan uap air membentuk embun asam sulfat. Sumber belerang dioksida terbesar berasal dari letusan gunung berapi dan oksidasi gas H<sub>2</sub>S. Selain itu, juga berasal dari proses pembakaran bahan bakar pada kendaraan, proses pembakaran minyak bumi dan batubara. Pada letusan gunung Merapi lebih banyak mengandung belerang dioksida daripada gunung Bromo karena letak gunung Bromo yang jauh lebih tinggi dimana jumlah oksigen semakin sedikit sehingga gas SO<sub>2</sub> yang terbentuk tidak sepekat gunung Merapi. <o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://basobasri.files.wordpress.com/2010/11/asap-gunung-merapi-berbentuk-kepala-petruk-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="160" src="http://basobasri.files.wordpress.com/2010/11/asap-gunung-merapi-berbentuk-kepala-petruk-2.jpg" width="320" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gb.1. Gunung Merapi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJUkKTPKjfeeRQoRkTPatZnRtE9ND16kmaQsxPnImqmmOcMMovxw" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSJUkKTPKjfeeRQoRkTPatZnRtE9ND16kmaQsxPnImqmmOcMMovxw" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gb.2. Gunung Bromo </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;">Beberapa akibat adanya gas SO<sub>2</sub> ini yaitu :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">1. Menyebabkan iritasi pada mata dan khususnya saluran pernapasan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh jika menghirup gas SO<sub>2</sub> :<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> SO<sub>2 </sub>+ H<sub>2</sub>O </span></span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">à</span></span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">H<sub>2</sub>SO<sub>4</sub><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Dari reaksi tersebut, akan dihasilkan asam sulfat dan berlanjut dengan jaringan tubuh lainnya yang akan menyebabkan dehidrasi. Bila tenggorakan dalam keadaan lembab, maka SO<sub>2</sub> tidak akan sampai paru-paru. Namun, jika banyak terhirup tentu akan menerobos hingga paru-paru khususnya alveolus dan akan menyebabkan ISPA bahkan kematian. Tubuh kita memiliki pertahanan diri, misalnya di hidung dan tenggorokan terdapat gerakan peristaltik dan terdapat lendir yang bersifat basa yang akan mengeluarkan benda asing seperti gas SO<sub>2</sub> berupa dahak.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">2. Menyebabkan korosi pada logam dan bahan bangunan<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">3. menyebabkan daun tanaman mengalami klorosis<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Gas SO<sub>2</sub> juga memiliki manfaat dalam bidang pertanian. Berikut reaksi oksidasi H<sub>2</sub>S :<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> 2H<sub>2</sub>S + 3 O<sub>2</sub> </span></span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">à</span></span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> 2 SO<sub>2</sub> + 2 H<sub>2</sub>O<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gas H<sub>2</sub>S diperoleh dari bakteri anaerob yang membusuk. Dalam pertanian, gas SO<sub>2</sub> yang terbentuk akan bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat. Reaksi ini sama dengan yang terjadi dalam tubuh. Jika terdapat ion kalium K<sup>+</sup>, maka akan terbentuk kalium sulfat yang merupakan pupuk yang baik bagi tanaman. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> K<sup>+</sup> + SO<sub>4</sub><sup>2-</sup> </span></span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">à</span></span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> K<sub>2</sub>SO<sub>4</sub><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sebelum menanam biasanya para petani membajak tanah, tahukan Anda kenapa petani melakukan itu dilihat dari segi kimianya? Selain untuk menggemburkan tanah, juga agar ada oksigen yang masuk melalui rongga-rongga tanah dan menghasilkan SO2 yang bermanfaat sebagai pupuk alami. SO<sub>2</sub> juga dapat bereaksi dengan amoniak membentuk amoniak sulfat yang juga merupakan pupuk yang baik.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> NH<sub>4</sub><sup>+</sup> + SO<sub>4</sub><sup>2</sup>- </span></span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Garamond; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">à</span></span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> (NH<sub>4</sub>)<sub>2</sub>SO<sub>4</sub><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><sub><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></sub></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><sub><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></sub></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><sub><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></sub></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; line-height: 115%;"><sub><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></span></sub></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-62328449506913792152010-12-07T01:17:00.000+07:002010-12-07T01:18:34.179+07:00Asal Lambang Unsur-Unsur Kimia<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-indent: 36.0pt;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Unsur kimia, atau hanya disebut unsur, adalah zat kimia yang tak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil, atau tak dapat diubah menjadi zat kimia lain dengan menggunakan metode kimia biasa. Partikel terkecil dari unsur adalah atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh elektron. Inti atom terdiri atas sejumlah</span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> <span id="IL_AD7" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;"></span></span></span><span class="ilad"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">proton</span></span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">dan neutron. Hingga saat ini diketahui terdapat 116 unsur di dunia.</span></span></span></div><div class="MsoNormal"> <br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Daftar unsur dapat dinyatakan berdasarkan nama, simbol, atau nomor atom. Dalam tabel periodik, disajikan pula pengelompokan unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat kimia yang sama.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Penamaan unsur telah jauh sebelum adanya teori atom suatu zat, meski pada waktu itu belum diketahui mana yang merupakan unsur, dan mana yang merupakan senyawa. Ketika teori atom berkembang, nama-nama unsur yang telah digunakan pada masa lampau tetap dipakai. Misalnya, unsur “cuprum” dalam Bahasa Inggris dikenal dengan copper, dan dalam Bahasa</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <span id="IL_AD8" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;"></span><span class="ilad">Indonesia</span></span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dikenal dengan istilah tembaga. Contoh lain, dalam Bahasa Jerman “Wasserstoff” berarti “hidrogen”, dan “Sauerstoff” berarti “oksigen”.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Nama resmi dari unsur kimia ditentukan oleh organisasi IUPAC. Menurut IUPAC, nama unsur tidak diawali dengan huruf kapital, kecuali berada di awal kalimat. Dalam paruh akhir abad ke-20, banyak laboratorium mampu menciptakan unsur baru yang memiliki tingkat peluruhan cukup tinggi untuk dijual atau disimpan. Nama-nama unsur baru ini ditetapkan pula oleh IUPAC, dan umumnya mengadopsi nama yang dipilih oleh penemu unsur tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kontroversi grup riset mana yang asli menemukan unsur tersebut, dan penundaan penamaan unsur dalam waktu yang lama (lihat kontroversi penamaan unsur).</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Sebelum kimia menjadi bidang ilmu, ahli alkemi telah menentukan simbol-simbol baik untuk logam maupun senyawa umum lainnya. Mereka menggunakan singkatan dalam diagram atau prosedur; dan tanpa konsep mengenai suatu atom bergabung untuk membentuk molekul. Dengan perkembangan teori zat, John Dalton memperkenalkan simbol-simbol yang lebih sederhana, didasarkan oleh lingkaran, yang digunakan untuk menggambarkan molekul.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Sistem yang saat ini digunakan diperkenalkan oleh Berzelius. Dalam sistem tipografi tersebut, simbol kimia yang digunakan adalah singkatan dari nama Latin (karena waktu itu Bahasa Latin merupakan bahasa sains); misalnya Fe adalah simbol untuk unsur ferrum (besi), Cu adalah simbol untuk unsur cuprum (tembaga), Hg adalah simbol untuk unsur hydrargyrum (raksa), dan sebagainya.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Simbol kimia digunakan secara internasional, meski nama-nama unsur diterjemahkan antarbahasa. Huruf pertama simbol kimia ditulis dalam huruf kapital, sedangkan huruf selanjutnya (jika ada) ditulis dalam huruf kecil.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">· Unsur kimia yang berasal dari nama orang.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">bohrium (Bh, 107) - Niels Bohr</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">kurium (Cm, 96) - Pierre dan Marie Curie</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">einsteinium (Es, 99) - Albert Einstein</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">fermium (Fm, 100) - Enrico Fermi</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">galium (Ga, 31) - meskipun dinamai setelah gallia (Bahasa Latin untuk Perancis), penemu logam ini Lecoq de Boisbaudran merujuk pada namanya. lecoq (ayam jantan) dalam Bahasa Latin adalah gallus.</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">hahnium (105) - Otto Hahn. Nama unsur ini ditolak oleh IUPAC. Lihat Kontroversi penamaan unsur kimia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lawrencium (Lr, 103) -</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <span id="IL_AD2" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;"></span><span class="ilad">Ernest</span></span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <span id="IL_AD6" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;"></span><span class="ilad">Lawrence</span></span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">meitnerium (Mt, 109) - Lise Meitner</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mendelevium (Md, 101) - Dmitri Mendeleev</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">nobelium (No, 102) - Alfred Nobel</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">roentgenium (Rg, 111) - Wilhelm Roentgen</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">rutherfordium (Rf, 104) -</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ernest</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Rutherford</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">seaborgium (Sg, 106) - Glenn T. Seaborg</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berasal dari karakter mitos</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">niobium (Nb, 41) - Niobe, tokoh perempuan dalam mitologi Yunani</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">prometium (Pm, 61) - Prometheus, Titan dalam mitologi Yunani</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tantalum (Ta, 73) - Tantalus, dari mitologi Yunani</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">torium (Th, 90) - Thor, dari mitologi bangsa Norwergia</span><br />
<span class="ilad" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span id="IL_AD3" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;">titanium</span></span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">(Ti, 22) - Titan, dari mitologi Yunani</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">vanadium (Va, 23) - Vanadis (Freya), dari mitologi Skandinavia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Banyak unsur kimia yang dinamai setelah nama obyek astronomis, dimana berasal dari mitos Yunani atau Romawi. Lihat Unsur kimia yang berasal dari nama tempat.</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Catatan:</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Gadolinium (Gd, 64) dinamai dari</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <span id="IL_AD5" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;"></span><span class="ilad">mineral</span></span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">gadolinit, berasal dari ahli kimia dan geolog Finlandia Johan Gadolin.</span><br />
<span class="ilad" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span id="IL_AD9" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;">Samarium</span></span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">(Sm, 62) dinamai dari</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">mineral</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">samarskit, berasal dari petugas tambang Rusia Kolonel Samarski Unsur kimia yang berasal dari nama tempat</span><br />
<br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">· Berikut adalah daftar unsur kimia yang namanya berasal dari nama tempat.</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">amerisium - Amerika</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">berkelium - kota Berkeley,</span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <span id="IL_AD1" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;"></span><span class="ilad">California</span></span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">, dimana terdapat University ofCalifornia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">kalifornium - negara bagian California dan University of California, Berkeley</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tembaga (cuprum) kemungkinan dinamai setelah Siprus</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">darmstadtium - Darmstadt, Jerman</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">dubnium - Dubna, Rusia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">erbium - Ytterby, Swedia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">europium - Eropa</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">fransium - Perancis</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">galium - gallia, Bahasa Latin untuk Perancis.</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">germanium - Jerman</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">hafnium - hafnia, Bahaa Latin untuk Kopenhagen</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">hassium - Hesse, Jerman</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">holmium - holmia, Bahasa Latin untuk Stockholm</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">lutetium - lutetia, Bahasa Latin untuk Paris</span><br />
<span class="ilad" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span id="IL_AD4" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial !important; background-origin: initial !important; background-position: 0% 50%; background-repeat: repeat repeat !important; cursor: pointer !important; float: none;">magnesium</span></span><span class="apple-converted-space" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span><span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">- Prefektur Magnesia di Thessaly, Yunani</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">polonium - Polandia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">rhenium - rhenus, Bahasa Latin untuk Rhine</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">ruthenium - Ruthenia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">skandium - scandia, Bahasa Latin untuk Skandinavia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">strontium - Strontian, Skotlandia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">terbium - Ytterby, Swedia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">tulium - Thule, pulau mitos di utara Eropa, kemungkinan Skandinavia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">iterbium - Ytterby, Swedia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">itrium - Ytterby, Swedia</span><br />
<span class="apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Catatan: Kota Ytterby di Swedia diabadikan dalam empat nama unsur: Erbium, Terbium, Iterbium dan Itrium.</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> sumber: </span></o:p></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">http://www.indowebster.web.id</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> (029)</span></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-1744687711940416692010-12-07T01:02:00.000+07:002010-12-07T01:03:36.986+07:00Keajaiban Kunang-Kunang<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Di malam hari, di sekitar kebun atau semak yang gelap, ada kalanya kita melihat cahaya berpendar kuning atau hijau seperti lampu. Cahaya sekecil potongan kuku jari manis tersebut melayang-layang di atas tanah. Itulah kunang-kunang yang dalam bahasa Inggris disebut ”</span></span></span><em><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">firefly</span></span></em><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">”. Makhluk ini termasuk sejenis serangga bercahaya dari kelompok kumbang</span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span><em><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(Coleoptera-Lampyridae).</span></span></em><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Tampak oleh manusia, cahaya kunang-kunang layaknya kerlipan lampu kecil yang biasa saja. Namun, penelitian mengungkap, ternyata ini adalah komunikasi dengan irama kerlipan tertentu, menyerupai sandi Morse yang dipakai manusia dalam telegram. Pakar biologi menemukan, cahaya yang dikeluarkan sang kumbang berperan dalam menemukan pasangan kawin. Saat usia kawin tiba, sang jantan mencari pasangan betinanya dengan memancarkan cahaya berkerlip. Kunang-kunang betina di sekitar yang melihatnya akan mengeluarkan cahayanya untuk menjawab sang jantan. Sang betina seolah memberitahu, ”saya di sini!” Dengan jawaban ini, sang jantan mengirimkan sinyal cahaya berikutnya dengan posisi semakin mengarah ke betina. Betina pun akan menjawab lagi, dan seterusnya, seolah saling bersahutan hingga akhirnya pasangan itu bertemu untuk kawin.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Bagi kunang-kunang kelompok <i>Photuris</i>, cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya <i>Photuris</i>. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis <i>Photuris</i> pun terjebak dan dimakan oleh <i>Photuris</i> betina.</span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya. Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.</span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://danummurik.files.wordpress.com/2008/02/kunang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="http://danummurik.files.wordpress.com/2008/02/kunang.jpg" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> <span style="display: none;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Mengapa kunang-kunang bisa membawa ‘lampu’ ke sana kemari tanpa kepanasan? Para peneliti tertarik akan fenomena tersebut. Karena, cahaya bola lampu listrik yang dikenal selama ini bila menyala maka lama-kelamaan akan memanas. Dilihat dari efisiensi energi, bola lampu listrik temuan Edison hanya mampu menghasilkan cahaya sekitar 10% dari seluruh energi listrik yang dialirkan, sebagian besar sisanya berubah menjadi panas. Ini menyebabkan cahaya lampu listrik panas. Sebaliknya, organ penghasil cahaya dalam tubuh kunang-kunang melepaskan sekitar 100% energi berupa cahaya. Ini menjadikan cahayanya dingin. Bayangkan jika cahaya kunang-kunang panas mirip lampu pijar, mereka mungkin akan terbakar dan mati. </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Selain bersinar, lampu listrik buatan manusia memancarkan energi panas yang besar. Sebaliknya, reaksi kimia dalam tubuh kunang-kunang melepaskan sekitar 100% energi berupa cahaya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Untuk menjadi bentuknya yang sekarang, lampu pijar harus melalui proses penelitian panjang, yaitu 50 tahun lebih. Perkembangan bola lampu listrik dimulai dari sejak Sir Humprey Davy di tahun 1811. Thomas Alva Edison berhasil mengembangkannya menjadi bola lampu listrik di tahun 1878. Saat itu Edison mengirim orang ke berbagai penjuru dunia untuk mencari bahan terbaik sebagai kawat pijar (”<i>filamen</i>”) bola lampu. Ia mencoba tak kurang dari 6000 bahan kawat atau serat, termasuk dari tumbuhan seperti bambu, sebelum akhirnya ditemukan filamen awet yang tidak mudah terbakar dalam bola kaca tak-beroksigen. Edison-lah yang lalu membidani berdirinya perusahaan <i>Edison General Electric</i>, yang kini menjadi raksasa dunia:<i>General Electric</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Begitulah, sejak Thomas Edison hingga kini, tak ada teknologi lampu listrik yang menyamai lampu kunang-kunang yang dingin. Diperlukan kecerdasan dan kerja keras banyak orang untuk menemukan bola lampu listrik terbaik. Lalu kecerdasan siapakah yang menciptakan cahaya dingin kunang-kunang? Mungkinkah kunang-kunang sendiri yang melakukan penelitian, mencoba-coba ribuan zat kimia, dan akhirnya menemukan sendiri lampu hebatnya? Mustahil, sebab ia makhluk tak berakal. Lagi pula, kunang-kunang dan cahayanya harus sudah ada sejak pertama kali ia diciptakan. Sebab, tanpa cahayanya, kunang-kunang takkan mampu berkembang biak dan sudah punah dari dulu. Semua ini mengarahkan kita pada kesimpulan: kunang-kunang dan cahayanya bukanlah terbentuk setahap demi setahap dengan sendirinya, melalui peristiwa alamiah belaka, dan tanpa penciptaan cerdas sengaja. Sedari awal, kumbang bercahaya ini mestilah diciptakan secara sempurna, lengkap dengan cahayanya oleh Pencipta Mahacerdas. Dialah Allah, sebaik-baik Pencipta.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Saklar Berukuran Molekul</span></span></b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Kunang-kunang memancarkan cahaya tidak terus-menerus, melainkan berkerlap-kerlip atau pergantian antara menyala dan padam. Ini berarti ada mekanisme tertentu dalam tubuhnya yang berperan menyalakan dan mematikan cahaya, ibarat tombol atau saklar lampu listrik yang menyambung dan memutus arus listrik yang mengalir ke bola lampu tersebut. Saklar ‘lampu kunang-kunang’ telah lama menjadi teka-teki bagi ilmuwan. Namun, beberapa tahun lalu, Barry Trimmer dan timnya dari Tufts Univeristy, Amerika Serikat, melaporkan temuannya tentang saklar kunang-kunang dalam jurnal ilmiah terkemuka, Science. Barry Trimmer berkata: "<i>Kita telah mengetahui segi kimia yang menjadikan kunang-kunang bercahaya, tapi kita kini mendapatkan jawaban dari teka-teki yang selama ini tak-terjawab yang menjelaskan bagaimana mereka mampu menghidupkan dan mematikan saklarnya.” (BBC News, Sci/Tech, 28 Juni 2001)</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Saklar berukuran molekul ini ternyata adalah zat kimia Nitrit Oksida (NO) yang dihasilkan dalam tubuh kunang-kunang. Dalam penelitian itu, kunang-kunang yang ditempatkan di kotak kecil tertutup dan diberi zat NO ternyata memancarkan cahaya terus-menerus tanpa terputus-putus. Nitrit Oksida juga ada pada tubuh manusia, dan berperan menjaga tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah, membantu sistem kekebalan tubuh menghadapi kuman penyakit, dan menghantarkan sinyal antar-sel saraf otak.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Detektor Bakteri dan Sel Kanker</span></span></b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Cahaya kunang-kunang kini dipakai dalam teknologi pendeteksian kumanmematikan, seperti E. coli atau legionella, dalam kolam renang dan tempat pemandian. E coli adalah bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan manusia, sedangkan bakteri legionella merupakan bakteri penyebab penyakit paru-paru (sejenis pneumonia) dengan tingkat kematian penderita 5-15%. Kehadiran kuman tersebut di kolam renang tentunya tidak diinginkan. Para pakar dari Biotrace International telah berhasil membuat perangkat yang dapat mengenali keberadaan kuman-kuman tersebut dalam hitungan detik; lebih baik daripada cara lama yang memakan waktu berhari-hari. Alat ini bekerja menggunakan enzim luciferase kunang-kunang, yang akan menghasilkan cahaya ketika mengenai kuman bakteri tersebut. Jumlah bakteri yang ada pun dapat ditentukan berdasarkan kekuatan cahaya yang dihasilkan. Penggunaan alat ini telah merambah industri makanan, dan sekitar 15 juta paket alat tersebut telah terjual, demikian menurut BBC News, 9 Mei 2003.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Dua tahun lalu, meski baru tahap uji pada tikus, hasil kerja peneliti University of California, at Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, menemukan bahwa zat kimia yang menjadikan kunang-kunang bercahaya mungkin dapat membantu dokter mengetahui penyebaran kanker prostat sehingga dapat melakukan pengobatan langsung ke arah sasaran. Teknik rekayasa genetika digunakan untuk mengirim gen-gen zat kimia penghasil cahaya kunang-kunang langsung ke sel-sel kanker pada tikus percobaan. Setelah tiga minggu, kamera pencitra berhasil mengetahui sel-sel kanker pada sum-sum tulang belakang dan paru-paru karena cahaya kunang-kunang yang dipancarkan sel tersebut. Dr. Lily Wu, asisten profesor di UCLA, berkata: "<i>Sekali Anda mengetahui di mana kanker itu berada, Anda mendapatkan pegangan untuk mengobatinya. Ini jauh lebih baik daripada mengobati keseluruhan tubuh dengan pengobatan kimia. Dengan melekatkan cahaya pada sel-sel kanker, kita dapat berkata, ‘nah, itu dia di sana’, dan kemudian membidiknya</i>.” (BBC, Health, 22 Juli 2002). Kelebihan cara ini adalah, meskipun cahaya yang dihasilkan redup dan berada di dalam tubuh, namun masih bisa dideteksi dari luar menggunakan perangkat sensor tercanggih.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 11.25pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Dr. Theodossiss Theodossiou, dokter dari <i>National Medical Laser Center Univeristy College</i>, London juga menggunakan teknologi pencahayaan kunang-kunang dalam mengembangkan terapi fotodinamika. Teknik ini berupaya menghancurkan sel kanker dari dalam tubuh dengan menyisipkan gen yang akan menjadi sumber cahaya ke sel kanker itu sendiri. Setelah bercahaya layaknya kunang-kunang, sel kanker dipicu untuk menghasilkan zat racun yang kemudian memaksa sel kanker itu menghancurkan dirinya sendiri.<br />
<br />
Para peneliti juga terilhami menggunakan teknologi pencahayaan kunang-kunang untuk berbagai hal, termasuk untuk memantau baik tidaknya teknik pengobatan baru bekerja. Di Michigan University, Amerika Serikat, dilaporkan bahwa teknologi ini dapat dipakai untuk mempercepat pengujian obat baru untuk penyakit seperti kanker, stroke, AIDS, kelainan kekebalan tubuh, penyakit darah, kerusakan akibat serangan jantung, penyakit karena kerusakan saraf, dan aneka kelainan lain yang memerlukan pembunuhan sel oleh obat, atau untuk menghentikan kematian sel. Teknik ini juga dapat dipakai untuk memonitor berbagai proses yang terjadi di tingkat sel.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
<br />
</span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">sumber :www.duniaguru.com</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-25755742249916940622010-12-03T07:29:00.001+07:002010-12-03T07:31:31.497+07:00Kandungan Unsur kimia Dalam Atmosfer<div style="color: yellow;"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPAKAGU%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.1pt 33.0cm;
margin:2.0cm 31.2pt 31.2pt 51.05pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Atmosfir merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi. Keberadaan udara dalam lapisan atmosfir sangatlah penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya untuk bernafas. Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Pada skala yang lebih luas, atmosfir berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfir juga merupakan penghambat benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya, sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfir akan menjadi panas dan hancur<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;">sebelum mencapai bumi. </div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Atmosfir sebagai lapisan pelindung bumi memiliki beberapa sifat berikut:<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;">1) Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, hanya bisa dirasakan oleh indra perasa kita </div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"> dalam bentuk angin.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;">2) Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;">3) Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut.</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"> Ada</st1:place></st1:city> unsur apa saja di dalam udara di sekitar kita? Atmosfir merupakan lapisan udara yang terdiri atas banyak unsur gas, seperti nitrogen (N2), oksigen (O2), argon (Ar), dan karbondioksida (CO2) sebagai unsur utama dan unsure lainnya seperti <i>Neon </i>(Ne), <i>Helium </i>(He), <i>Ozon </i>(O3), <i>Hidrogen </i>(H2), <i>Krypton </i>(Kr), <i>Metana </i>(CH4), dan <i>Xenon </i>(Xe). Selain itu, terkandung pula uap air dan partikel lain seperti debu dan garam-garaman yang kita sebut <i>aerosol</i>. Udara di permukaan bumi yang mengandung uap air disebut udara lembab, sedangkan jika tidak mengandung uap air disebut udara kering. </div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; color: yellow; text-align: center;"><a href="http://industri16febrie.blog.mercubuana.ac.id/files/2010/10/komposisi-udara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="162" src="http://industri16febrie.blog.mercubuana.ac.id/files/2010/10/komposisi-udara.jpg" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"> <b> Gambar 1. Tabel Komposisi Udara Kering</b></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"> Unsur kandungan nitrogen dan oksigen adalah yang paling banyak yaitu mencapai 99,03%. Selebihnya dalam jumlah kecil adalah argon, karbondioksida, ozon, dan lain-lain. Unsur-unsur gas dalam udara sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup. Nitrogen sangat bermanfaat bagi kehidupan karena dibutuhkan oleh tumbuhan yang berbintil-akar (seperti akar tanaman kedelai) dan beberapa jenis ganggang. Dalam bintil-bintil akar terdapat bakteri yang hidup bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya. Bakteri itu akan menambat (menangkap) nitrogen bebas dari udara menjadi nitrat. Setelah menjadi nitrat, barulah diserap oleh tumbuhan untuk keperluan sintesis protein melalui proses metabolisme. Tumbuhan yang mengikat nitrit kaya akan protein dan tentu saja dibutuhkan untuk menenuhi protein nabati bagi manusia.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Manfaat oksigen sangat jelas yaitu untuk bernafas makhluk hidup yang bernafas dengan paru-paru termasuk manusia. Manfaat karbon dioksida adalah membantu proses fotosintesa tanaman yang berhijau daun untuk menghasilkan zat karbohidrat yang ditampung pada buah tanaman atau pada bagian tanaman lainnya (pada batang dan akar/umbi). Unsur ozon juga sangat bermanfaat. Menipisnya unsur ozon di atmosfer disebut kebocoran lapisan ozon. Lapisan ozon merupakan unsur udara pada ketinggian 15 – 35 km di atas permukaan bumi.</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><o:p> </o:p>Ozon adalah gas yang molekulnya terdiri atas tiga atom oksigen (O3). Pembentukan ozon adalah dari oksigen (O2) yang pecah akibat radiasi ultraviolet menjadi atom oksigen. Atom oksigen hasil belahan itu masing-masing akan bertumbukan dan membentuk lapisan ozon (O3). Kebocoran ozon adalah jika salah satu dari tiga unsur atom oksigen itu bukan lagi dari unsur oksigen, tetapi misalnya oleh suatu zat pencemar (polutan) seperti klorofluorokarbon (CFC). Uap air dalam udara tidak dikatakan sebagai gas udara, karena uap air bukan gas tetapi butiran air yang ukurannya sangat kecil. Uap air (H2O) merupakan salah satu unsur penting dalam atmosfer, yaitu dalam proses cuaca atau iklim yang dapat merubah fase (wujud) menjadi fase cair, atau fase padat melalui kondensasi dan deposisi. Perubahan fase air, dilukiskan pada gambar 2.</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; color: yellow; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmcRTJVDEU4lkOtWT3ZFbnHZpF2XwZ-vVqo80_Ou45tGG5n56PAQ0iZC4sIg3dzmrMOlsufG8TBQ34i61YXMyB80wxzOgEEyaZtgz6LkN_yj1TgVh-y8OKCcTThj0K830_R6Oo1FBfcEzO/s400/kegiatan1no5hal41.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="162" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmcRTJVDEU4lkOtWT3ZFbnHZpF2XwZ-vVqo80_Ou45tGG5n56PAQ0iZC4sIg3dzmrMOlsufG8TBQ34i61YXMyB80wxzOgEEyaZtgz6LkN_yj1TgVh-y8OKCcTThj0K830_R6Oo1FBfcEzO/s320/kegiatan1no5hal41.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><b> Gambar 2. Perubahan Fase Air.<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Uap air merupakan senyawa kimia udara yang tersedia dalam jumlah besar, tersusun dari dua bagian hidrogen (H2) dan satu bagian oksigen (O). Uap air masuk ke dalam udara melalui proses evaporasi dan transpirasi (atau digabungkan menjadi istilah evapotranspirasi). Evaporasi adalah penguapan air yang berada di lautan, danau, sungai, dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">massa</st1:place></st1:city> air lainnya, sedangkan transpirasi adalah penguapan (perpindahan) air yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan ke udara. Uap air akan hilang dari udara jika ia mengalami kondensasi menjadi titik-titik air dan turun sebagai hujan. Selain unsur gas dan uap air, lapisan udara juga memiliki unsur aerosol yang jumlahnya tidak tetap. </div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Aerosol adalah partikel-partikel debu, garam laut, sulfat, atau nitrat yang berada dan melayang-layang di udara. Aerosol dapat berasal dari letusan gunungapi, pembakaran bahan bakar minyak dari kendaraan bermotor atau industri, deburan gelombang pecah di pantai, spora tumbuhan, bakteri, virus flu, dan lain-lain.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;">Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu adalah istilah yang dipakai untuk benda yang sangat kecil sehingga tidak tampak kecuali dengan mikroskop. Jumlah debu berubah-ubah tergantung pada tempat. Sumber debu beraneka ragam, yaitu asap, abu vulkanik, pembakaran bahan bakar, kebakaran hutan, dan <i>smog</i>. <i>Smog </i>singkatan dari <i>smoke and fog </i>adalah kabut tebal yang sering dijumpai di daerah industri yang lembab. Debu dapat menyerap, memantulkan, dan menghamburkan radiasi matahari. Debu atmosfirik dapat disapu turun ke permukaan bumi oleh curah hujan, tetapi kemudian atmosfir dapat terisi partikel debu kembali. Debu atmosfir adalah kotoran yang terdapat di atmosfir.</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;">(029) </div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-88706178903713724622010-12-03T07:12:00.000+07:002010-12-03T07:12:33.973+07:00Andai Kadar Oksigen di Atmosfer Lebih Banyak<div style="color: yellow; text-align: justify;"> Kita tahu, udara adalah faktor pendukung utama kehidupan manusia di bumi. Dan komponen penyusun udara yang paling penting adalah oksigen. Ya, oksigen yang kita hidup dan mengalir dalam darah kita.Tahukah anda, oksigen ternyata hanya 21% dari keseluruhan atmosfer bumi. Komposisi terbesar adalah gas nitrogen yang kadarnya mencapai 77%. Sedangkan yang 1% adalah gas-gas penyusun lainnya. Mengapa Allah tidak memberikan lebih banyak oksigen kepada manusia di bumi?<br />
<br />
Oksigen memang berperan amat penting bagi kehidupan di bumi. Gas ini terlibat dalam hampir semua reaksi kimia yang menghasilkan energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tingkat tinggi seperti manusia. Namun Allah telah menentukan kadar oksigen dalam udara yang kita hirup dengan sangat tepat.<br />
<br />
Mengapa? Hal ini dijelaskan oleh seorang profesor mikrobiologi terkenal, Michael Denton dalam bukunya, Nature’s Destiny : How the Laws of Biology Reveal Purpose in the Universe, bahwa oksigen adalah unsur yang sangat mudah bereaksi. Bahkan kandungan oksigen di atmosfer yang sekarang, yakni 21% sangatlah mendekati ambang batas yang aman bagi kehidupan pada suhu lingkungan. Kemungkinan terjadinya kebakaran hutan meningkat sebesar 70% untuk setiap kenaikan 1% kandungan oksigen dalam atmosfer.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1263780301/peristiwa-kebakaran-hutan-01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1263780301/peristiwa-kebakaran-hutan-01.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
<br />
Jika saja kadar oksigen di udara bertambah, niscaya bumi akan mudah terbakar. Tingginya kadar oksigen ini akan lebih memudahkan munculnya nyala api dan peristiwa pembakaran daripada biasanya. Akibatnya, percikan api kecil saja sudah mampu memicu kebakaran besar. Kadar oksigen di atmosfer tidak bertambah dan tidak berkurang. Ini adalah hasil daur ulang yang amat luar biasa yang melibatkan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Manusia dan hewan terus menerus menggunakan gas oksigen dan mengeluarkan gas karbondioksida. Sebaliknya, tumbuhan mengambil karbondioksida untuk proses fotosintesis, dan melepaskan oksigen. Tumbuhan membebaskan jutaan ton oksigen ke atmosfer setiap harinya. Dengan adanya serangkaian peristiwa ini, kehidupan pun dapat terus berlanjut.<br />
<br />
Sungguh sebuah tata keseimbangan yang sangat sempurna. Keseimbangan yang dirancang tanpa cacat. Inilah ilmu Allah yang Maha Sempurna, sang pencipta bumi dan segala isinya. (Ar-Risalah, Vol. IX, Oktober 2009)</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: yellow; text-align: justify;">(029) </div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-17620186464612608232010-12-02T09:53:00.000+07:002010-12-02T09:53:52.570+07:00Penjernihan Air Limbah<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Oleh : M. DJOKO SRIHONO<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pria ini lahir di Surakarta (Jawa Tengah) pada 13 Maret 1946. Sejak kecil gemar mengamati dan meneliti. Pada suatu pagi, ia memperhatikan ibunya yang sedang memasak. Diperhatikannya, bila sayur yang dimasak ibunya terlalu asin maka ibunya akan menambahkan kentang ke dalam sayur itu. Tersimpul dalam pikirannya, ternyata kentang bisa mengurangi rasa asin. Lalu ia mencoba membuat sendiri sari kentang yang kemudian ia pakai untuk mengurangi rasa asin. Ternyata keasinan tidak berkurang. Perhatiannya beralih pada pati kentang yang digunakan untuk membuat sari kentang tadi. Maka kemudian tepung pati kentang dicobanya, ternyata berhasil.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Adalah suatu budaya yang lazim, para lelaki di lingkungannya memelihara burung perkutut. Setiap sangkar burung biasanya memiliki tempat air minum dan biasanya diberi tumbuhan patah tulang (Eforbia ferocalli). Hal ini menarik perhatiannya. Kemudian ia mengetahui bahwa pemberian jenis tumbuhan tsb ternyata dapat mencegah timbulnya bau akibat kontaminasi air dan makanan burung. Ia tidak berhenti sampai di situ. Ia pun mencoba dengan berbagai tumbuhan lainnya. Jelaslah, ia sudah memiliki bakat dan perhatian untuk menjadi inovator.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pendidikan yang dijalani mengantarnya sampai ke jenjang perguruan tinggi, yaitu Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Di sini ia bertemu dengan seorang teman yang juga gemar meneliti. Temannya ini seorang perokok berat. Karena uang sakunya tak mencukupi, terpaksa kadangkala mengkonsumsi tembakau bekas puntung rokok yang harganya lebih murah. Tentu saja yang murah belum tentu nikmat. Itulah yang terjadi pada tembakau bekas itu. Namanya saja bekas, sehingga rasa bekas sukar hilang dari tembakau itu. Jadilah sepasang sahabat ini meneliti cara menghilangkan rasa bekas dari tembakau puntung rokok itu. Fakultas farmasi membuatnya mengerti kimia dan membukakan pintu untuk meneliti apapun. Tak kurang dari itu, ia jadi mengetahui hampir semua sifat dari senyawa kimia yang ada. Kalaupun ada yang belum sempat diketahuinya, itu adalah kimia polimer. Tetapi itu tidak mengurangi kreatifitasnya. Kali berikutnya, ia dihadapkan pada masalah pengadaan air.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Banyak masyarakat di Indonesia dihadapkan pada masalah pengadaan air. Banyak pula diantara mereka terpaksa menggunakan air permukaan seperti air rawa/gambut, sungai, telaga dan air genangan/kubangan. Ini biasanya terjadi di daerah Kalimantan, Riau, Papua, Bangka dan sebagainya. Penggunaan air yang demikian secara higienis tentu tidak layak. Selain masalah ketercemaran air oleh zat kimia dan jasad renik yang merugikan, air tersebut juga tidak jernih. Untuk menjernihkan air, cara yang biasa dipakai adalah menggunakan tawas dan kapur yang bisa mengendapkan kotoran pengeruh air. Tetapi masalahnya tidak semua air bisa dijernihkan dengan cara itu, misalnya air rawa/gambut yang berwarna coklat kemerahan. Lagipula tawas adalah bahan kimia yang tidak selalu tersedia di pedesaan Indonesia. Terlebih lagi kapur yang diperlukan untuk menurunkan kadar asam (pH) air rawa/gambut hingga layak guna.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Berangkat dari masalah yang ada itu, mulailah ia mencari kemungkinan penggunaan bahan lokal yang bisa digunakan. Inilah cara unik dari Djoko yang lulusan fakultas farmasi. Ia berimajinasi. Jadilah proses uji coba dan reaksi yang biasanya di laboratorium berpindah ke laboratorium imajinerdi otak Djoko. Ia cukup mengkhayalkan: bahan kimia ini yang sifatnya begini direaksikan dengan bahan kimia itu yang sifatnya begitu maka diperkirakan hasil reaksinya adalah anu. Setelah cukup yakin dengan imajinasinya itu, barulah ia melakukan percobaan reaksi yang sesungguhnya. Imajinasi ini tentunya ditunjang oleh pengetahuan yang memadai <a href="http://www.penemuan.com/tentang" title="tentang">tentang</a> sifat-sifat berbagai senyawa kimia yang diketahuinya semasa kuliah. Dengan cara demikian ia menghemat biaya yang biasanya diperlukan untuk pengadaan alat dan bahan percobaan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Menurut Djoko, biasanya orang masih menggunakan tawas atau ferri klorida (FeCl3) untukmenjernihkan air. Memikirkan tentang penjernihan air membawanya kepada suatu logika. Logika ini menurut Djoko belum terpikirkan orang lain yang berkecimpung di masalah penjernihan dan pemurnian air. Yaitu bahwa pada dasarnya kekeruhan air disebabkan oleh senyawa kimia, karena itu penting sekali dipahami bentuk molekul senyawa tersebut untuk kemudian dicari gugus molekul yang bisa “diganggu”. Kalau gugus molekul itu bisa “diganggu” maka keseluruhan molekul senyawa akan goyah. Bila ini terjadi maka pengotor itu bisa dipisahkan dari air dan air menjadi jernih.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Dengan logika seperti itu, Djoko cukup optimis untuk mengatakan, “Sanggup menjernihkan air limbah apa saja kecuali limbah nuklir dan limbah polimer karena saya belum belajar tentang itu”. Penjernih air sebagai solusi, menurut pandangannya harus memenuhi syarat: mudah dan murah. Mudah berarti tidak diperlukan keahlian khusus dan prosedur yang rumit untuk melaksanakannya. Murah berarti biaya yang diperlukan relatif tidak mahal. Memang itulah kenyataannya. Djoko menjelaskan untuk menjernihkan air sebanyak 1 m3 (1.000 liter) dibutuhkan 2 gram formula penjernih temuannya. Bandingkan dengan pemakaian 200 gram air kapur yang diperlukan untuk mengolah air gambut sebanyak jumlah yang sama.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Tidak hanya formula penjernih, tetapi Djoko juga telah merancang alat yang digunakan untuk menjernihkan air. Alat tersebut berupa tabung atau pipa pencampur terbuat dari bahan PVC atau paralon sepanjang + 50 cm dengan tiga lobang yang diberi tiga selang plastik. Ketiga selang tersebut nantinya masing-masing untuk dihubungkan dengan larutan formula penjernih, larutan tawas dan larutan kaporit sebagai disinfektan bila diperlukan. (Erwan R)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sumber: Majalah Zaitun Khatulistiwa, Agustus 2005.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-13614086926713413692010-12-02T09:26:00.000+07:002010-12-02T09:26:51.058+07:00Addressing Toxicity of Chemicals<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.incaweb.org/research/green_chemistry/images/greenlogo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="http://www.incaweb.org/research/green_chemistry/images/greenlogo.jpg" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Many people don't realize, myself included, that conventional chemistry doesn't address the toxicity of chemicals. Ask a chemist with a Ph.D for a definition of mercuric sulfide and he or she will be able to tell you everything about that chemical. The atoms that form the molecule; the molecular structure of the chemical, the boiling point, freezing point, and much more. But ask the same specialist how toxic is mercuric sulfide and chances are, he or she is clueless.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Industrial chemicals in our daily lives come from detergents, soaps, lotions, cosmetics, aftershave, nail polish, fabric softeners, stain resistant upholstery, flame retardant interior furnishings, wrinkle resistant clothes, pesticides, herbicides, drain cleaners, and in countless other consumer goods.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">All the industrial chemicals in consumer goods were created in chemical labs designed to produce chemicals that are functional and convenient. Safety was not a priority in the search for emulsifiers, surfactants, solvents, degreasers, preservatives, coloring, fragrance holders, humectants, that can be mass produced cheaply, to be used in the design, manufacture, and disposal of all kinds of consumer goods.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Is there any wonder why we find ourselves surrounded by mutagenic, hormone-disrupting, carcinogenic industrial chemicals that show up in our urine and blood if we get ourselves biomonitored?<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">This is exactly why green chemistry, also known as sustainable chemistry, is a rising and extremely important field of study.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">It focuses on and examines the toxic levels of chemicals in a way that traditional chemistry doesn't. Putting safety as a priority, Green chemistry designs products and processes that reduce or eliminate the use or production of hazardous substances. Green chemistry applies across the life cycle of a chemical product, including its design, manufacture, use, and disposal. In short, green chemistry nips toxicity at its very source: at the point of creation, and also at its end, the disposal of substances.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Green chemistry also works to reduce waste, eliminating costly end-of-the-pipe treatments, create safer products, reduce use of energy and resources, and improves competitiveness of chemical manufacturers and their customers.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">This field of study has already shown great potential in producing practical applications. A case in point is the non-toxic, formeldehyde-free wood adhesive developed by <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;">Dr. Kaichang Li</span>, who obtained the idea for such a glue after seeing how firmly mussels attach themselves to rock! The strong adhesive he created can be made from soy, corn, or canola oil, instead of petrochemicals.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 18pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">For his breakthrough creation that is now used to make plywood and particle boards, he received the 2007 Green Chemistry award.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">There is yet <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;">another example</span> of how green chemistry produces eco-friendlier industrial chemicals.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-49040432998159125192010-11-27T19:52:00.000+07:002010-11-27T19:56:58.081+07:00Infeksi di Lapisan Ozon<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> <span class="apple-style-span"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow; font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;">Lapisan ozon terkena infeksi? Kok bisa? Infeksi apa? Bagaimana cara mengobatinya supaya cepat ‘sembuh’? Ternyata gejala infeksi di lapisan ozon ini sudah terdeteksi sejak puluhan tahun yang lalu, sekitar tahun 1970. Tetapi seperti kebiasaan manusia, kita mengacuhkannya. Ah… cuma segitu kok, bukan masalah besar! Tapi sekarang jadi masalah besar! Karena semakin lama penyakitnya ini semakin parah dan terus menggerogoti lapisan pelindung bumi tempat kita hidup ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Tameng Ozon<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Lapisan ozon merupakan lapisan tipis gas O3 yang secara alami menyelimuti permukaan bumi. Ozon yang ada di lapisan troposfer justru membawa dampak negatif karena bisa membentuk kabut asap yang beracun. Banyak industri yang menghasilkan gas ozon dan melepaskannya ke udara sehingga mencemari lingkungan. Untung saja jumlah ozon di lapisan ini hanya sedikit karena 90% dari total ozon di bumi terletak di ketinggian sekitar 20 km (di lapisan stratosfer) dan menjadi tameng yang sering disebut <i>stratospheric ozone</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://i281.photobucket.com/albums/kk205/reipon/atmosfer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="273" src="http://i281.photobucket.com/albums/kk205/reipon/atmosfer.jpg" width="400" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gambar 1 </span></span></b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Lapisan-lapisan atmosfer yang menyelimuti bumi<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sinar matahari merasuki permukaan bumi pada berbagai panjang gelombang. Sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-700 nm, sinar infra merah pada panjang gelombang di atas 700 nm, sedangkan sinar ultraviolet pada panjang gelombang di bawah 400 nm. Ada tiga macam sinar ultraviolet: UVA, UVB, dan UVC. UVA berada pada panjang gelombang yang sangat dekat dengan sinar tampak (sekitar 320-400 nm) dan dapat menembus lapisan-lapisan selimut bumi ini dengan mudah. UVB (270-320 nm) tidak bisa semudah itu melewati tameng ozon yang perkasa ini. Sebagian sinar UVB (tidak semua) dihalangi oleh ozon sehingga tidak bisa masuk untuk merusak makhluk hidup termasuk manusia. UVC (150-300 nm) dapat diserap hampir seluruhnya (97-99%) sehingga tidak menjadi masalah bagi kehidupan bumi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.dnr.sc.gov/ael/personals/pjpb/lecture/spectrum.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="227" src="http://www.dnr.sc.gov/ael/personals/pjpb/lecture/spectrum.gif" width="400" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gambar 2 </span></span></b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Spektrum sinar matahari<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Tuh, lumayan kan! Tameng kita bisa melindungi bumi dari UVC dan sebagian UVB. Coba saja bayangkan, bagaimana jadinya tanpa ozon! Tapi tunggu dulu, sekarang kan ozon kita yang perkasa sedang terkena infeksi! Infeksi ini menyebabkan menipisnya lapisan-lapisan ozon di berbagai tempat pada waktuwaktu tertentu setiap tahunnya. Mirip dengan kaus kaki yang dipakai teru smenerus sehingga semakin menipis dan menjadi berlubang. Penyakit di lapisan ozon ini belum sampai membentuk lubang, hanya saja ada beberapa bagian yang sudah sangat menipis sehingga disebut lubang ozon. Kalau tidak cepat-cepat dirawat, bisa-bisa tameng kita betul-betul jebol dan sinar UV yang jahat dan kelaparan langsung menerobos tanpa halangan untuk memangsa kulit kita yang menjadi santapan empuk (menyebabkan kanker kulit), merusak retina mata, membentuk kabut asap (<i>smog</i>) beracun, dan ‘memakan’ tanaman.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pembentukan Lubang Ozon<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Untuk mengetahui bagaimana ozon bisa terjangkit infeksi ini kita harus mengetahui dulu bagaimana ozon terbentuk. Pembentukan ozon melibatkan empat reaksi yang dikenal sebagai reaksi Chapman. Reaksi-reaksi ini bisa terjadi dengan bantuan sinar ultraviolet (<i>uv</i>) dari matahari.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(1) O2 + <i>uv </i></span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">O + O<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(2) O + O2 </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">O3<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(3) O3 + <i>uv </i></span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">O2 + O<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(4) O + O3 </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">O2 + O2<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Reaksi (2) merupakan reaksi yang menghasilkan O3 (ozon), yang kemudian terurai lagi dalam reaksi (3) dan (4). Tetapi sesudah reaksi (3) terjadi, O dan O2 yang terbentuk dari reaksi langsung bergabung kembali (reaksi (2) terjadi lagi) sehingga tidak ada O3 yang hilang (ada kesetimbangan yang menunjukkan kecepatan reaksi pembentukan ozon sama dengan kecepatan reaksi penguraian ozon). Apalagi reaksi (4) berjalan sangat lambat. Kalau begitu, seharusnya lapisan ozon tidak mungkin bisa menipis dong? Betul sekali! Jika hanya disebabkan keempat rangkaian reaksi Chapman maka tameng kita tidak mungkin bisa jebol karena selalu berada dalam kesetimbangan. Ini berarti ada reaksi lain yang terjadi!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Dan ada zat lain yang berperan dalam memecah molekul O3 dan merusak kesetimbangan reaksi Chapman. Iih… jahat sekali! Zat apa sih yang begitu kuat sehingga bisa menjebol tameng andalan kita ini? Jawabnya: Radikal Bebas!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Radikal Bebas<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Yang dikenal sebagai radikal bebas sebenarnya merupakan zat yang berada dalam bentuk yang tidak stabil sehingga sangat reaktif (sangat mudah bereaksi) dengan zat-zat lain yang berada di sekelilingnya dalam usaha mencapai bentuk paling stabil (membentuk molekul baru). Radikal bebas ini ada yang berhasil mencapai ketinggian tempat bersemayamnya lapisan ozon sehingga<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">begitu merasakan keberadaan ozon, langsung saja disambar sehingga molekul O3 pecah dan bergabung dengan radikal bebas itu membentuk molekul lain yang lebih stabil (tidak mudah terurai lagi). Wah, tidak sopan ya, dengan lancing merebut atom O (oksigen) yang sudah berpasangan dengan atom-atom O lainnya!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Apa saja sih yang termasuk radikal bebas yang lancang ini?<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Radikal bebas yang dikenal sangat kuat adalah golongan halogen, yaitu ion fluorida (F), klorida (Cl), dan bromida (Br). Oksida hidrogen (HOx), nitrogen (NOx), klorin (ClOx), dan bromin BrOx) juga termasuk radikal bebas yang mampu menguraikan ozon. Tapi kalau memang mereka sangat reaktif, bukankah seharusnya mereka sudah bereaksi dengan zat-zat lain yang berpapasan dengan mereka dalam perjalanan menuju ketinggian lapisan ozon di stratosfer itu?<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ternyata sewaktu berangkat ke atmosfer bumi, radikal-radikal bebas ini belum sebebas itu! Mereka sebelumnya sudah berikatan dengan unsur-unsur lain dalam bentuk senyawa yang luar biasa stabil. Salah satu contoh senyawa ini adalah yang dikenal sebagai <i>ChloroFluoroCarbon </i>(CFC). CFC yang sangat stabil ini menjadi tidak stabil lagi begitu mencapai lapisan stratosfer karena terkena sinar matahari yang jauh lebih panas pada ketinggian tersebut sehingga mampu melepas atom klornya yang langsung bereaksi dengan O3:<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">X + O3 </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">XO + O2<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">XO + O </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">X + O2<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Total: O + O3 </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">→ </span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">2 O2<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">X merupakan radikal bebas yang dapat memecah ozon menjadi O2 dan XO yang juga merupakan radikal bebas yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi selanjutnya dengan atom oksigen sehingga menghasilkan X kembali yang nantinya akan melanjutkan reaksi penguraian ozon. Proses ini berputar terus (reaksi berantai) sehingga 1 atom Cl saja mampu melahap 100.000 molekul ozon!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Hilanglah sudah kesetimbangan reaksi Chapman karena dirasuki si penerobos lancang ini. Ini menyebabkan jumlah O3 di stratosfer makin lama makin berkurang sehingga lapisannya semakin menipis. Karena lapisan ini makin tipis, sinar ultraviolet matahari (UVB) jadi lebih bebas menerobos dan berpesta di bumi, merusak semua yang disentuhnya. Sewaktu penipisan ozon pertama kali dideteksi, semua mengira alat pengukur yang digunakan sedang rusak, jadi diacuhkan saja. Setelah alat diganti baru deh ketahuan kalau datanya tidak salah.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">CFC bukan satu-satunya senyawa yang bisa melepas radikal bebas yang menyebabkan rusaknya lapisan ozon, tetapi penelitian yang ada sekarang menunjukkan bahwa peranan CFC paling besar. Lagipula proses penipisan ozon ini baru mulai terdeteksi gejalanya sesudah penemuan dan produksi CFC besarbesaran di bumi. CFC sebenarnya butuh waktu sekitar lima tahun untuk mencapai ketinggian lapisan ozon, tetapi begitu sampai di sana zat ini sangat betah karena<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">butuh waktu yang jauh lebih lama untuk mengeluarkannya dari lapisan stratosfer, sampai puluhan tahun (sekitar 75 tahun). Di sinilah letak bahayanya! Radikal bebas yang secara alami ada di lapisan atmosfer hanya sedikit berperan dalam penguraian ozon. Begitu selimut kita ini dirasuki atom klor yang dilepaskan dari senyawa CFC, langsung deh penguraian ozon menjadi sekitar empat kali lipat!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Resep Penguraian O3<o:p></o:p></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Supaya reaksi penguraian O3 berlangsung atom Cl harus dilepaskan dari senyawa seperti CFC. Proses ini tidak spontan, tapi ada resepnya!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pertama-tama harus ada aliran udara dingin yang membentuk vorteks polar yang bisa mengisolasi udara di dalam pusarannya. Nah, di dalam pusaran udara dingin itu temperaturnya benar-benar rendah (sekitar -80oC atau 193 K). Saking dinginnya sampai-sampai bisa menyebabkan terbentuknya <i>Polar Stratospheric Cloud </i>(PSC) atau sering disebut <i>Mother of Pearl</i>. Temperatur dingin ini tidak berubah karena selalu terisolasi dalam vorteks, jadi PSC juga tetap ada. PSC ini merupakan tempat terjadinya reaksi-reaksi heterogen yang mengubah klor (dan brom) yang tadinya tidak aktif menjadi atom-atom yang aktif (reaktif). Reaksi ini terjadinya cepat sekali! Tapi atom-atom reaktif yang dihasilkannya tidak begitu saja menguraikan ozon. Ada bumbu terakhir yang paling penting: sinar matahari!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gelombang ultraviolet matahari yang berhasil menembus vorteks dingin tadi itulah yang menyebabkan terjadinya reaksi penguraian ozon. Sinar matahari ini juga yang bertanggung jawab terhadap terjadinya reaksi penguraian CFC tadi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Nah ini sebabnya CFC tidak terurai sebelum mencapai lapisan stratosfer (karena reaksi penguraiannya hanya bisa terjadi PSC).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://indonesiasejahtera.files.wordpress.com/2007/10/1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.ciesin.org/docs/011-490/fig.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://www.ciesin.org/docs/011-490/fig.gif" width="640" /></a></div><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gambar 4 </span></span></b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ilustrasi reaksi penguraian CFC yang melepas atom Cl<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sekarang kita mengerti kenapa penipisan lapisan ozon justru paling banyak ditemukan di daerah benua Antartika. Di sana temperatur udara musim dingin (September-Oktober) di stratosfer sangat rendah sehingga banyak terbentuk PSC. Lain dengan benua Arktik yang mengalami musim dingin yang lebih hangat karena adanya gelombang planet yang kuat sehingga mengacaukan sirkulasi udara dinginnya. Senyawa CFC bisa sampai ke benua Antartika juga karena terbawa aliran udara. Tapi ini bukan berarti penipisan ozon hanya bias terjadi di daerah Antartika saja! Benua-benua lain tetap menghadapi permasalahan yang sama, hanya saja proses penipisan lapisan ozonnya relatif lebih lama.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ada satu bumbu tambahan yang bisa mempercepat penipisan lapisan ozon: CO2! Kita selama ini sudah tahu kalau gas karbon dioksida bisa menyebabkan efek rumah kaca yang berakibat pada naiknya temperatur bumi (<i>global warming</i>).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><i><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Global warming </span></span></i><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">bisa menyebabkan melelehnya lapisan es di kutub sehingga seluruh daratan bumi ini bisa tenggelam. Ternyata bahayanya bukan itu saja!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: .5in;"><i><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Global warming </span></span></i><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">terjadi karena lapisan gas CO2 menghalangi sinar infra merah untuk keluar dari bumi menembus lapisan atmosfer (infra merah terperangkap sehingga memanaskan bumi). Tapi gas CO2 yang ada di lapisan atmosfer juga menghalangi sinar infra merah dari matahari untuk lewat sehingga suhu di stratosfer menjadi semakin dingin. Suhu yang semakin dingin ini mempercepat terbentuknya <i>Mother of Pearl </i>tadi. Jadi, kita harus hati-hati dengan semua<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">aktivitas kita di bumi karena secara tidak sadar (kalau tidak tahu fisika!) kita bias merusak bumi. (Yohanes Surya)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjklYaoYbFNnyKZRatT9XDUHmuv-yF6Si7SJhVU4wS_O3TgBAkH48SuAZfD90zHLIm0cgyXfL6zXKed045Cb03bklUjuLre0Vt4w7RaZ0Zo4HjU6OiJTk1dBXUL89vOXxzU8sCAxVGrxg7y/s1600/ozonehole_1995_2004_09.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="343" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjklYaoYbFNnyKZRatT9XDUHmuv-yF6Si7SJhVU4wS_O3TgBAkH48SuAZfD90zHLIm0cgyXfL6zXKed045Cb03bklUjuLre0Vt4w7RaZ0Zo4HjU6OiJTk1dBXUL89vOXxzU8sCAxVGrxg7y/s400/ozonehole_1995_2004_09.jpg" width="400" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Gambar 5 </span></span></b><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Lubang ozon yang semakin membesar dari tahun ke tahun</span></span><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">sumber:</span></span><a href="http://www.yohanessurya.com/download/penulis/Teknologi_13.pdf"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">http://www.yohanessurya.com/download/penulis/Teknologi_13.pdf</span></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-13050893037696657642010-11-27T18:01:00.000+07:002010-11-28T15:00:11.651+07:00Ozon Part III (Ozone Hole )<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Fenomena yang kita sebut lubang ozon ditemukan pertama kali pada tahun 1980-an. Lubang ozon bukan merupakan 'lubang' dalam arti sebenarnya tetapi lebih mengacu pada menipisnya ozon dari angka normal. Lubang ozon didefinisikan oleh komunitas ilmuan sebagai: jika jumlah kolom ozon di atmosfer berada di bawah 220 Dobson units. Lubang ozon sekarang muncul setiap tahun di Antartika pada bulan September, yang mana pada kutub selatan merupakan musim semi. selama waktu ini, level ozon disebagian besar Antartika berkurang sekitar 60% dari jumlah biasanya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Dobson Unit: merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan ozon. dapat divisualisasikan sebagai sebuah tabung yang direntangkan ke stratosfer, menangkap ozon (dan gas lainnya) pada perjalanannya. Jika semua ozon dalam tabung tersebut dimampatkan ke bawah pada sebuah temperatur dan tekanan standar, maka akan terbentuk sebuah cerobong dengan tinggi x milimeter. angka (x) dikalikan 100 yang merupakan angka dari Unit Dobson.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-converted-space" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;"></div><div style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Bahan-bahan kimia seperti Klorin dan Bromin menyebabkan lubang ozon, akan tetapi temperatur juga merupakan faktor kunci hilangnya ozon. CFCs dan halon merupakan senyawa yang mempunyai waktu tinggal lama dan tetap berada di atmosfer dalam konsentrasi tinggi.</span></span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Setelah menentukan penyebab dari masalah lubang ozon, timbul pertanyaan---jika CFCs dilepaskan oleh sebagian besar negara industri seperti Amerika Serikat dan Jepang, lalu mengapa lubang ozon terbentuk di Antartika? Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada dua alasan.</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Pertama, ketika sesuatu (seperti sebuah molekul CFC) dilepaskan ke udara, dia tidak tetap tinggal pada atmosfer di wilayah sumbernya. Karena CFCs memiliki waktu-tinggal beberapa dekade, maka CFC tetap tinggal cukup lama untuk melakukan perjalannya ke stratosfer. kunci dari waktu hidup yangpanjang dari CFC adalah karena mereka tidak reaktif. mereka tidak bereaksi dengan substansi lainnya di troposfer, dan hanya terpisah di stratosfer ketika mereka terekspose pada radiasi ultraviolet energi-tinggi--sebuah proses yang dapat memakan waktu beberapa tahun. oleh karena angin di troposfer dan stratosfer memilki waktu yang cukup untuk mendistribusikan molekul CFC bumi.</span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.acehblogger.org/images/thumb/2/25/Proses_rusaknya_lapisan_ozon.png/300px-Proses_rusaknya_lapisan_ozon.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="http://www.acehblogger.org/images/thumb/2/25/Proses_rusaknya_lapisan_ozon.png/300px-Proses_rusaknya_lapisan_ozon.png" /></span></a></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Kedua, kondisi cuaca di Antartika memungkinkan terbentuknya awan yang disebut dengan polar stratospheric clouds (PSCs). Awan ini terbentuk hanya pada kondisi dingin, hal ini lah yang menyebabkan awan ini biasanya hanya terbentuk di Antartika (PSCs juga dapat ditemukan di Artik, tetapi karena cuacanya tidak selalu dingin, maka awannya tidak begitu sering ditemukan). Untuk memahami mengapa PSCs mengkontribusi penipisan ozon, informasi tambahan mengenai kimia di stratosfer diperlukan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika CFCs memasuki stratosfer, mereka terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang menyebabkan klorin (simbol kimianya adalah Cl) terlepas dari molekul CFC. Satu atom klorin memiliki kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000 molekul ozon (sebagai contoh melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2) sebelum atom klorin tersebut terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil (sering disebut dengan reservoir substances), seperti chlorine nitrate (ClONO2). Fakta ini memang sangat menarik dan mungkin dapat menjelaskan mengapa terjadi pengurangan ozon di bumi. Akan tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-converted-space" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan awan yang dingin ini, reservoir substances sekali lagi bertransformasi menjadi bentuk klorin yang lebih aktif. Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan hydrochloride acid (HCl) untuk membentuk chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama periode gelap total di kutub sejumlah besar Cl2 dapat terakumulasi, tetapi hanya sedikit penurunan ozon yang teramati.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-converted-space" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; line-height: normal;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada akhirnya membentuk lubang ozon terjadi hanya ketika sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika setelah periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 -> 2 Cl). Sekarang destruksi ozon dapat dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2. Karena terdapat banyak sekali klorin dalam bentuk aktif pada akhir malam di kutub (September di Antartika) lubang ozon dapat meluas ke ukuran yang lebih besar dari pada wilayah Amerika Serikat. Pada Kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson unit sekarang telah secara frekuentif diobservasi pada akhir September dan awal Oktober.</span></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.gmes-atmosphere.eu/news/ozone_hole_2010/MACC_ozone_hole_1_lr.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="276" src="http://www.gmes-atmosphere.eu/news/ozone_hole_2010/MACC_ozone_hole_1_lr.png" width="400" /></span></a></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; line-height: 115%;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Garamond, serif; line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Temperatur paling dingin di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan September. awan tipis terbentuk pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia pada partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon. pada awal oktober, temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan ozon mulai terbentuk kembali.</span></span></span><br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pengamatan yang dilakukan Aura’s Microwave Limb Sounder menunjukkan level penghancuran ozon yang sangat tinggi oleh chlorine pada daerah rendah lapisan stratosfer (pada ketinggian sekitar 20 km). Kadar chlorine yang sangat tinggi ini menutupi seluruh daerah Antartike mulai dari pertengahan sampai akhir september. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi perpaduan jumlah chlorin yang tinggi dengan jumlah ozon yang sangat rendah.<o:p></o:p></span></span></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> Temperatur di lapisan stratosfer di Antartika menyebabkan perubahan lubang ozon bervariasi dari tahun ke tahun. Perubahan temperatur yang lebih dingin dari temperatur rata-rata merupakan akibat dari lubang ozon yang semakin besar dan dalam, sementara temperatur yang lebih hangat mengacu pada lubang ozon yang lebih kecil. Temperatur yang teramati oleh satelit NOAA dan balon yang mereka gunakan sebagai instrumen pada akhir september 2006 menunjukkan lapisan terendah stratosfer di Antartika jadi lebih dingin 9 derajat Fahrenheit dari temperatur rata-rata, dan menaikkan luas area lubang ozon tahun ini dari 1.9 menjadi 2.4 juta km persegi.<o:p></o:p></span></span></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Pemanasan stratosfer Antartika terjadi oleh sinar matahari pada akhir musim dingin di kutub dan akibat skala besar sistem cuaca (planetary scale waves) yang terjadi di troposfer dan bergerak ke atas memasuki stratosfer. Sepanjang musim dingin dan musim semi di benua ANtartika pada tahun 2006 ini, planetary-scale wave systems relatif lemah menyebabkan stratosfer menjadi lebih dingin dari biasanya.<o:p></o:p></span></span></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-color: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Garamond, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Saat matahari terbit sepanjang bulan Oktober dan November, akan terdapat lebih banyak sinar ultraviolet yang mencapai permukaan Bumi dari biasanya di daerah lintang selatan.</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span></div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">(029)</span></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-10705116862241525172010-11-27T17:39:00.000+07:002010-11-27T17:45:41.112+07:00Lapisan Ozon Terus Berkurang tetapi Hair Spray Masih Digunakan<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', Arial, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br />
<div class="post-4 page type-page status-publish format-default hentry post" id="post-4" style="border-top-color: rgb(245, 245, 245); border-top-style: solid; border-top-width: 20px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 1em; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 1em;"><div class="entry" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGgh6AgTPzTJCcgnzK_VCB-_vKbhOjziOtiZQ-h3-eQYAdppHiKIBLiZ_0tJe5h0gUkA3m2LGfJZwnMIVXWQJsxZiVpGvnOaoSklvXSHw-kXaH7ug5auex3djhDk9_PyHf7ufXCkwMC84/s1600/aquage-freezing-spray-hairspray-maximum-hold-hair-hairsprays-large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGgh6AgTPzTJCcgnzK_VCB-_vKbhOjziOtiZQ-h3-eQYAdppHiKIBLiZ_0tJe5h0gUkA3m2LGfJZwnMIVXWQJsxZiVpGvnOaoSklvXSHw-kXaH7ug5auex3djhDk9_PyHf7ufXCkwMC84/s400/aquage-freezing-spray-hairspray-maximum-hold-hair-hairsprays-large.jpg" width="400" /></span></a></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span></span></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Masalah menipisnya lapisan ozon di stratosfer sudah lama dibicarakan para ahli dan pemerhati lingkungan. Bahkan, berbagai kampanye lingkungan hidup yang berisi sosialisasi mengenai perlunya menjaga lapisan ozon telah pula dilakukan, tetapi masih banyak orang yang belum sadar betapa penting menjaga lapisan ozon itu agar tidak semakin parah.<br />
Menurut Tri Widayati, dari Bidang Atmosfer Kementerian Lingkungan Hidup (LH), selain propellant berbagai senyawa kimia perusak ozon buatan manusia masih juga digunakan, seperti chloroflourcarbon (CFC), halon, metil bromida, dan lain-lain.</span></span></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk berbagai keperluan, seperti sebagai media pendingin di lemari es, alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC), sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa), sebagai cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi di pergudangan, pra-pengapalan, dan karantina produk-produk pertanian dan kehutanan.</span></span></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Senyawa-senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan lapisan ozon tidak lagi mampu melindungi bumi terhadap radiasi ultra violet (UV) dari matahari. Setiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan menyebabkan kenaikan radiasi UV sebesar 20 persen.</span></span></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Kerusakan mata, meluasnya penyakit infeksi, dan peningkatan kasus kanker kulit adalah sebagian dari dampak yang akan timbul, jika lapisan ozon semakin menipis. Jika dibiarkan, radiasi UV tersebut juga akan menyebabkan vaksinasi terhadap sejumlah penyakit menjadi kurang efektif, dan akan memicu reaksi foto kimia yang menghasilkan asap beracun dan hujan asam. Karena itu, kerusakan lapisan ozon tidak hanya membahayakan jiwa manusia, tetapi juga hewan, tanaman, dan bangunan.</span></span></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Radiasi UV juga menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap CO2. CO2 sebagai salah satu gas rumah kaca, sehingga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat dan terjadilah pemanasan global.<br />
Untuk mengantisipasi kian parahnya lapisan ozon, dunia internasional pun sepakat mengurangi konsumsi bahan perusak lapisan ozon (BPO) termasuk CFC.</span></span></div></div></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sumber: Suara Pembaruan, 26 Februari 2003</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(029)</span></span></div></div></div><div id="respond"></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-8454539064826449472010-11-26T14:54:00.000+07:002010-11-26T15:03:35.246+07:00Ozon Part II ( Lapisan Ozon Dalam Atmosfer )<div style="line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span id="more-4985"></span> </span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh48btVwbN9zo_Kuj2m0fBuz289aDgDWTXs3uipIb2rnXQrtgsDYJ_zTv9zuKo9eX8zq56M58ybeWuClNSQfOQoQ0BM_9XKJzTT7XUYsxfnA4dzyUlAiiiIU5y8ae8WEys0JHeXOIBj6TI/s1600/ozone_profile_cartoon.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh48btVwbN9zo_Kuj2m0fBuz289aDgDWTXs3uipIb2rnXQrtgsDYJ_zTv9zuKo9eX8zq56M58ybeWuClNSQfOQoQ0BM_9XKJzTT7XUYsxfnA4dzyUlAiiiIU5y8ae8WEys0JHeXOIBj6TI/s640/ozone_profile_cartoon.jpg" width="512" /></span></span></a></div><div style="line-height: 115%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span><br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: Georgia, serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer</span></b></span><span style="font-family: Georgia, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> <div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer</span></b></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></b></span></span><span style="font-family: "Georgia","serif";"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">dan juga dalam lapisan troposfer</span></b></span><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.<b><o:p></o:p></b></span></span></div></span></div><div style="line-height: 115%; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6MrzMPA3roOmZkBwTXtiYza6s9yMGA2DX_o6YFC4t5YumEanCmP_mnCAHa3MWgACp4sOg_iTdNSNW5pNquhEovfuVbmkA3Udplq_5RuCimydYxvL36_AqI_6XXTwu5Ppkat8nK-ai7TM/s1600/ozon1-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6MrzMPA3roOmZkBwTXtiYza6s9yMGA2DX_o6YFC4t5YumEanCmP_mnCAHa3MWgACp4sOg_iTdNSNW5pNquhEovfuVbmkA3Udplq_5RuCimydYxvL36_AqI_6XXTwu5Ppkat8nK-ai7TM/s400/ozon1-3.jpg" width="400" /></span></span></a></div><div style="line-height: 115%; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div style="line-height: 115%; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"></span><br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-family: Georgia, serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Ozon memiliki rumus kimia O3</span></b></span><span style="font-family: Georgia, serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> <div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2 dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi pada suhu -112 °C menjadi zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 °C, sedangkan pada suhu di atas 100 °C ozon dengan cepat mengalami dekomposisi.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Dari molekol O2, melalui reaks</span></b><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">i</span></span><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombnag pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Georgia","serif";"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Selain itu, zat kimia yang kita kenal<span class="apple-converted-space"> </span><span style="font-family: "Georgia","serif";">clorofuorocarbon atau CFC</span><span class="apple-converted-space"> </span>berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam dry cleaning.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Lucida Sans Unicode"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><b><br />
</b></span></div></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 115%;"><o:p><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></span></o:p></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-32339688325897939962010-11-26T14:30:00.000+07:002010-11-26T14:33:54.695+07:00Ozone Part I<div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Atmosfir bumi adalah lapisan udara yang mengelilingi atau menyelubungi bumi yang bersama-sama dengan bumi melakukan rotasi dan berevolusi mengelilingi matahari. Udara yang terkandung dalam atmosfir merupakan campuran dan kombinasi dari gas, debu dan uap air. Atmosfir berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk bumi lainnya.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kandungan dalam lapisan atmosfir bumi<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">- Nitrogen 78,17%<br />
- Oksigen 20,97%<br />
- Argon 0,98%<br />
- Karbon dioksida 0,04%<br />
- Sisanya adalah zat lain seperti kripton, neon, xenon, helium, higrom dan ozon.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lapisan-lapisan atmosfer bumi terdiri dari :<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">1. Troposfer / Troposfir<br />
Ketinggian troposfer : 0 - 15 km<br />
Suhu lapisan troposfir : 17 - -52 derajat celcius<br />
Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">2. Stratosfer / Stratosfir<br />
Ketinggian stratosfer : 15 - 40 km<br />
Suhu lapisan stratosfer : -57 derajat celcius<br />
Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan ini.<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">3. Mesosfer / Mesosfir<br />
Ketebalan Mesosfer : 45 - 75 km<br />
Suhu lapisan stratosfer : -140 derajat celcius<br />
Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang terdiri atas kristal-kristal es<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">4. Thermosfer / Thermosfir<br />
Ketebalan themosfer : 75 - 100 km<br />
Suhu lapisan stratosfer : 80 derajat celcius<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">5. Ionosfer / Ionosfir<br />
Ketebalan ionosfer : 50 - 100 km<br />
Adalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio. Karena ada penyerapan radiasi dan sinar ultra violet maka menyebabkan timbul lapisan bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi<o:p></o:p></span></span></div><div style="line-height: 15.0pt; margin-bottom: .2in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: .1in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">6. Eksosfer / Eksosfir<br />
Ketebalan eksosfer : 500 - 700 km<br />
Suhu lapisan stratosfer : -57 derajat celcius<br />
Tidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: .5in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ozon adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung. Bisa dibayangkan jika tidak ada lagi lapisan ozon yang melindungi bumi, maka tidak akan ada lagi siklus kehidupan. Menurut penelitian para ilmuwan dunia, lapisan ozon telah mengalami penipisan dari tahun ke tahun. Bahkan katanya saat ini sudah ada lubang ozon di dareah Arizona. Lubang ozon itu terbentuk karna adanya dampak dari pemanasan global (global warming), <b>efek rumah kaca</b> dan lainnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7BrXLmbvcEQi__hMFdzZTeif7unS3e0noMe8NzLQkzeO3VIC40GzhN5qIigKq87bnRVIBXTbdQVgfe4ymrp62X_rn_6h5q-9iojbh5A8oJHeLGRHlTBGhjc4UsFDMHqkq4Menv2kT_Bo/s1600/pemanasan-20global3+%25281%2529.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7BrXLmbvcEQi__hMFdzZTeif7unS3e0noMe8NzLQkzeO3VIC40GzhN5qIigKq87bnRVIBXTbdQVgfe4ymrp62X_rn_6h5q-9iojbh5A8oJHeLGRHlTBGhjc4UsFDMHqkq4Menv2kT_Bo/s320/pemanasan-20global3+%25281%2529.gif" width="290" /></span></span></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Gambar di atas memperlihatkan bagaimana proses terjadinya <o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemanasan bumi (pemanasan global).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Bila ada lubang ozon berarti di situlah sinar UV memancarkan sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan Ozon). Semua mahkluk hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan sinar UV tersebut. Cahaya matahari yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak bebrbahaya lagi bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya di muka bumi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Perubahan iklim yang tidak menentu akibat dari pemanasan global sudah banyak dirasakan saat ini. Beberapa daerah di indonesia telah mengalami curah hujan yang sangat rendah sehingga terjadi krisis air (kekeringan). Sedangkan di dareah lainnya malah curah hujan yang sangat tinggi sehingga terjadi banjir dan tanah longsor.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
<br />
(029)</span></span></span></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-2323051755340062162010-11-26T00:22:00.000+07:002010-11-26T00:24:30.928+07:00Pengertian Hujan Asam<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Hujan asam</span></span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO<sub>2</sub>) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam<u> </u>tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjztIgOPv9RGrFqu1f9pCJUWddoXEp60evab2E0dk9kAKbYvkuEEs-0JqqMg5ufy30mXsH1g2QwGe6R1QNA0ULTbh_RH-6iHcLpx44cChTb9yvsMd85-uO0LSA0aJVpOgJHelQoyfActXo/s1600/arain1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="457" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjztIgOPv9RGrFqu1f9pCJUWddoXEp60evab2E0dk9kAKbYvkuEEs-0JqqMg5ufy30mXsH1g2QwGe6R1QNA0ULTbh_RH-6iHcLpx44cChTb9yvsMd85-uO0LSA0aJVpOgJHelQoyfActXo/s640/arain1.jpg" width="640" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Deposisi asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk surful dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.<br />
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.<br />
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCfOxBhXOuRCboEPeHaHUhui_oLg2t_HUYQ0QUrRrUNk5wXaugUID3fkPTETtLsdXtM5c-ypkcaKLRmohXY3p8b8NbRNH-fdMJYA3ELcaQmvh5CHfakqggHS5alHHM4obj7kXL42TAlGQ/s1600/pabrik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCfOxBhXOuRCboEPeHaHUhui_oLg2t_HUYQ0QUrRrUNk5wXaugUID3fkPTETtLsdXtM5c-ypkcaKLRmohXY3p8b8NbRNH-fdMJYA3ELcaQmvh5CHfakqggHS5alHHM4obj7kXL42TAlGQ/s320/pabrik.jpg" width="320" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran bahan bakar fosil (BBF), peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara ,40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen dalam mkinyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak Nox yang terbentuk.<br />
<br />
Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut. <br />
<br />
Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel lainnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam & http://anafio.multiply.com/reviews/item/5</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> (029)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-85222207440111239912010-11-25T23:56:00.000+07:002010-11-25T23:58:26.078+07:00Hujan Darah di India??<div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Mungkin kita sering mendengar tentang </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">fenomena <i>hujan darah</i> di </span></span><span style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">India</span></span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">selatan yang terjadi di Kerala pada tanggal 25 Juli hingga 23 september 2001. </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Fenomena hujan aneh</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> ini sebenarnya sudah sering terjadi, yaitu dimulai sekitar tahun 1896. Selama terjadi, </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">India hujan darah</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> ini tidak selamanya berwarna merah layaknya <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">hujan darah</span>, tetapi kadang juga berwarna kuning, hijau, bahkan hitam.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Menurut penuturan penduduk lokal, <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;">hujan darah</span> tersebut biasanya juga disertai dengan petir yang sangat keras disertai kilatan cahaya yang sangat terang. Hujan darah ini hanya terjadi dalam radius beberapa kilometer persegi diantara hujan biasa yang seluas ratusan kilometer persegi.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Banyaknya berita simpang siur mengenai </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">fenomena hujan darah India </span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">terutama di Indonesia yang dikenal sangat menyukai takhyul, mendorong </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Blog Teknologi</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">untuk mengumpulkan data hasil </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">analisa dan penelitian ilmiah</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> valid yang sekiranya cukup objektif untuk disajikan. Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu lalu peristiwa ini sangat gencar diberitakan. Banyak pihak yang menyatakan bahwa fenomena alam ini disebabkan oleh alien, kutukan, dan segudang pendapat keliru lainnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Dari berbagai perkembangan berita dan penelitian terbaru, <span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;">Blog Teknologi</span> menemukan bahwa </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">fenomena hujan darah India DISEBABKAN KARENA SPORA ALGA BERGENUS TRENTEPOHLIA yang terkandung di dalamnya.Bukan karena aktivitas UFO, meteor, mistis, dan hipotesa-hipotesa ngawur lainnya</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">. Bagaimana ceritanya? simak penelusurannya berikut ini:<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-cPZHGGbLvJKCS3BrtHs1OSzc9kKrAiXoyO2e3l_b5nYMHHIYcbdr6xeYZvVP2TzYx58acEJOlMMLISaYdZrMssFoaukaQFVbijodu484df5FwjNeMksrb2HGlTgcuQqaqUCLcg7SHLo/s1600/sampel+drah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-cPZHGGbLvJKCS3BrtHs1OSzc9kKrAiXoyO2e3l_b5nYMHHIYcbdr6xeYZvVP2TzYx58acEJOlMMLISaYdZrMssFoaukaQFVbijodu484df5FwjNeMksrb2HGlTgcuQqaqUCLcg7SHLo/s1600/sampel+drah.jpg" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: #F3F3F3; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sample hujan darah yang dijadikan bahan penelitian<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOYDebcNMlBVkHwXlbx4PBcM9EshIdHqatJQweSa7gRTHLJ2uTcw088Fx3cdWMD_zGyaghilXhefTpUYnciXoKkFhX3-KC35-qFpenV15sv8rVxfyEidF0kW22hBdfc0MrOs1bjNHA-tk/s1600/foto+mikro.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOYDebcNMlBVkHwXlbx4PBcM9EshIdHqatJQweSa7gRTHLJ2uTcw088Fx3cdWMD_zGyaghilXhefTpUYnciXoKkFhX3-KC35-qFpenV15sv8rVxfyEidF0kW22hBdfc0MrOs1bjNHA-tk/s1600/foto+mikro.jpg" /></span></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: #F3F3F3; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Hasil foto mikro dari partikel-partikel hujan darah<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 12.0pt; mso-outline-level: 2; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: 'Century Gothic', sans-serif; font-size: 18pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">KOMPOSISI KIMIA<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Warna merah pada hujan darah ini berasal dari partikel-partikel yang menyertainya. pH hujan darah ini normal – yaitu 7, setara dengan pH air biasa. Setiap liter air hujan aneh ini mengandung sekitar 100 miligram partikel. Semakin kental partikel ini, maka airnya akan makin gelap, dan makin kecil presentase partikel ini, maka warnanya akan makin terang (kuning atau hijau). Partikel-partikel ini berukuran antara 4 hingga 10 µm (mikrometer; 1 meter = 1.000.000 µm). Jika dilihat dengan mikroskop elektron, partikel-partikel ini berbentuk bundar mirip dengan sel biologis.<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguKzY-DiaqhHJTxQBcnGFbGulrTWD5URmBXTMC8aQIe3SXMdLrWx4jtnUFdpkwFyUuwnL-d-Er-KtfzhRCTUKVuhfETrLootx-w61Gr8aMc6qpd3dRL8NZ4Rpz1dfoWKPvERz-qRHGfWo/s1600/partikrl+hjn.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguKzY-DiaqhHJTxQBcnGFbGulrTWD5URmBXTMC8aQIe3SXMdLrWx4jtnUFdpkwFyUuwnL-d-Er-KtfzhRCTUKVuhfETrLootx-w61Gr8aMc6qpd3dRL8NZ4Rpz1dfoWKPvERz-qRHGfWo/s1600/partikrl+hjn.jpg" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: #F3F3F3; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Partikel-partikel hujan darah jika dilihat dengan mikroskop elektron<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgETBBFPYjvcOrc48ULERWVsRSHKSgHjs9GhRTXQZq719VmiV1lbskWgJM74t67sVJ7nRSTeVddVMvQk4p4xDhdE_JsJe8bH3759yudP4jfgHieNTWAdy_TvYdEP1U1_cwULXtL8ZxZUM/s1600/foto+irisan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgETBBFPYjvcOrc48ULERWVsRSHKSgHjs9GhRTXQZq719VmiV1lbskWgJM74t67sVJ7nRSTeVddVMvQk4p4xDhdE_JsJe8bH3759yudP4jfgHieNTWAdy_TvYdEP1U1_cwULXtL8ZxZUM/s1600/foto+irisan.jpg" /></span></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: #F3F3F3; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Foto irisan partikel hujan darah yang ternyata sama dengan irisan spora alga Trentehpolia<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Komposisi Partikel-partikel ini lalu dianalisa oleh <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Centre for Earth Science Studies</span></i> (CESS) di India dengan beberapa metode yang berbeda tetapi selalu menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu metode yang mereka gunakan ialah <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">energy dispersive X-ray spectroscopy</span></i> (EDXRF). Dari Metode ini, didapati bahwa partikel-partikel tersebut sebagian besar mengandung elemen Karbon (C) dan Oksigen (O). Beberapa elemen logam berat juga ditemukan di partikel ini, yaitu nikel (43 ppm), mangan (59 ppm), titanium (321 ppm), krom (67 ppm) dan tembaga (55 ppm). Lebih lengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut:<o:p></o:p></span></span></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; width: 395px;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Elemen<o:p></o:p></span></span></b></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Berat %<o:p></o:p></span></span></b></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Atomik %<o:p></o:p></span></span></b></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Standard<o:p></o:p></span></span></b></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">C<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">49.53<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">57.83<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">CaCO<sub>3</sub></span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">O<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">45.42<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">39.82<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Quartz<o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Na<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.69<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.42<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Albite<o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Al<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.41<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.21<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Al<sub>2</sub>O<sub>3</sub></span></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Si<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">2.85<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">1.42<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Quartz<o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Cl<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.12<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.05<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">KCl<o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Fe<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.97<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">0.24<o:p></o:p></span></span></div></td> <td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;" valign="bottom"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Fe<o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
<tr> <td colspan="4" style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm;"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Komposisi Utama Partikel Hujan Darah</span></span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Penelitian ini dilanjutkan oleh J. Thomas Brenna di Divisi Ilmu Nutrisi, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Cornell University</span></i>, New York. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan, elemen-elemen di partikel hujan darah tersebut ternyata berbentuk asam amino, yaitu <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">phenylalanine</span></i>, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">glutamine</span></i>, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">serine</span></i>, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">aspartic acid</span></i>, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">threonine</span></i>, dan <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">arginine</span></i>. Asam amino adalah salah satu zat penyusun DNA pada organisme hidup.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-line-height-alt: 12.0pt; mso-outline-level: 2; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: 'Century Gothic', sans-serif; font-size: 18pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">HIPOTESA RESMI<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Penelitian lalu dilanjutkan dengan melibatkan banyak organisasi peneliti, diantaranya ialah Departemen Ilmu dan Teknologi India, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Tropical Botanical Garden and Research Institute</span></i> (TBGRI), serta <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Earth Science Studies</span></i> (CESS) itu sendiri.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Setelah sekian lama meneliti sampel air hujan darah, survey lokasi, dan sebagainya, mereka menarik kesimpulan bahwa HUJAN DARAH TERSEBUT DISEBABKAN KARENA SPORA ALGA BERGENUS TRENTEPOHLIA yang terkandung di dalamnya.</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Bukan karena aktivitas UFO, meteor, mistis, dan hipotesa-hipotesa palsu lainnya</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">. Verifikasi lapangan menunjukkan bahwa di wilayah tersebut banyak terdapat lumut dari alga <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentepohlia</span></i>(Lumut sebenarnya bukan organisme tunggal, tetapi hasil simbiosis antara jamur dan alga atau<i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">cyanobacterium</span></i>).<o:p></o:p></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeUe6RcAROZaoyzRSfCWxi_2FQEKnpRWJCNeHjtVVm1TyOZSeuJUxJgwVPsObknPKEf27xEe8wAZFRtRtetWf2PV-hQrA1EtukK3XSBRM7kl0W9kGU1Upak-yCabxUBMb4MKqQ7TUEVsc/s1600/lumut+alga.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeUe6RcAROZaoyzRSfCWxi_2FQEKnpRWJCNeHjtVVm1TyOZSeuJUxJgwVPsObknPKEf27xEe8wAZFRtRtetWf2PV-hQrA1EtukK3XSBRM7kl0W9kGU1Upak-yCabxUBMb4MKqQ7TUEVsc/s320/lumut+alga.jpg" width="228" /></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="background: #F3F3F3; line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; vertical-align: baseline;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12.75pt; margin-bottom: 7.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 8.5pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Lumut dari alga Trentepohlia yang menutupi pohon-pohon sesudah fenomena hujan darah<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Struktur kimia dan genetika spora alga <i>Trentepohlia</i></span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"> </span></span><b><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">sangat identik dengan partikel-partikel yang terdapat di air hujan darah. Warna hujan yang kadang kuning atau hijau adalah pengaruh dari kadar klorofil yang dikandung spora tersebut.</span></span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Fakta juga menunjukkan bahwa sesudah hujan darah, pohon-pohon, batu, bahkan lampu menjadi tertutupi dengan lumut dari alga<i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentepohlia</span></i>. Seperti halnya spora dari alga berfamili <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentehppliaceae</span></i>, Spora <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentepohlia </span></i>juga mampu membelah diri di air. Meskipun berwarna merah atau oranye, <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentepohlia </span></i>sebenarnya adalah alga hijau berklorofil yang dapat tumbuh subur pada tanah, kulit pohon, atau batu. Warna oranye atau merah pada <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentepohlia </span></i>berasal dari pigmen<i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">karotenoid </span></i>yang membungkus spora dan tubuhnya.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Pada musim hujan, alga <i><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;">Trentepohlia</span></i> melepaskan sporanya lewat udara yang lalu tertiup angin. Karakteristik tanah di Kerala, India – yang terdiri dari banyak lembah dan bukit membawa spora-spora ini naik ke tempat yang sangat tinggi mengikuti arah angin lembah yang memang selalu bergerak ke atas. Saat berada di udara, spora-spora ini lalu tersapu dan bercampur dengan air hujan, sehingga air tersebut berwarna merah seperti hujan darah.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Peristiwa ini memang sering terjadi saat musim hujan hingga saat ini. Fenomena alam biologis ini juga dilaporkan pernah terjadi di beberapa tempat, seperti di daerah Pangalengan dan beberapa tempat di Eropa. Sedangkan pemerintah India masih memikirkan bagaimana cara agar hujan darah ini dapat diramalkan, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri untuk daerah Kerala yang dikenal miskin.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Sumber:</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 15.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><a href="http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?aid=1661980" target="_blank"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Bloody rain again! Red rain and meteors in history and myth.</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 15.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm;"><a href="http://spiedl.aip.org/getabs/servlet/GetabsServlet?prog=normal&id=PSISDG00744100000174410N000001&idtype=cvips&gifs=yes" target="_blank"><span style="text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">An optical spectroscopic study correlating the yellow rain and cultured red rain microbes</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">.</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 15.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Red_rain_in_Kerala" target="_blank"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Red rain in Kerala</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 15.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><a href="http://www.newkerala.com/july.php?action=fullnews&id=55259" target="_blank"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">NewKerala.Com</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 17.25pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 15.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><a href="http://spiedl.aip.org/getabs/servlet/GetabsServlet?prog=normal&id=PSISDG00781900000178190R000001&idtype=cvips&gifs=yes&ref=no" target="_blank"><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0cm; padding-left: 0cm; padding-right: 0cm; padding-top: 0cm; text-decoration: none;"><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">Growth characteristics of red rain microbes at temperatures below 100 °C</span></span></a><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;"><br />
</span></o:p></div><div class="MsoNormal"><o:p><span class="Apple-style-span" style="color: yellow;">(029)</span></o:p></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5547358584774668840.post-36668828562494764232010-11-24T19:11:00.001+07:002010-11-24T19:11:23.071+07:00Polusi Udara di Kota-Kota Besar<div style="color: yellow;"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPAKAGU%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Book Antiqua";
panose-1:2 4 6 2 5 3 5 3 3 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
h3
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:3;
font-size:13.5pt;
font-family:"Times New Roman";
font-weight:bold;}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.1pt 33.0cm;
margin:2.0cm 31.2pt 31.2pt 51.05pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:490753440;
mso-list-template-ids:1949214658;}
@list l1
{mso-list-id:845483901;
mso-list-template-ids:-699385294;}
@list l1:level3
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:108.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l2
{mso-list-id:1429236086;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:168693390 742686000 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;}
@list l2:level1
{mso-level-start-at:2;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-weight:bold;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><o:p></o:p> </div><div class="separator" style="clear: both; color: yellow; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiksjmBz-SVwifEF4jVGS8Cqa0i6TLqa-gUqcap02eOZYoNqBbKkCV9Ji99pKSTylWGaKrHR_LukvtHzVQ3__pQPdWrfsoD4sWaC5YN0d7hwmcsq22JejHVTvAnvGxakvQ1PNTTP8urJg/s1600/airpollution.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiksjmBz-SVwifEF4jVGS8Cqa0i6TLqa-gUqcap02eOZYoNqBbKkCV9Ji99pKSTylWGaKrHR_LukvtHzVQ3__pQPdWrfsoD4sWaC5YN0d7hwmcsq22JejHVTvAnvGxakvQ1PNTTP8urJg/s320/airpollution.png" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Banyak kota–kota didunia dilanda oleh permasalahan lingkungan,paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara.terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.Informasi yang ada menunjukkan bahwa pedoman kualitas udara dari WHO secara teratur telah disebar diberbagai <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">kota</st1:place></st1:city>, bahkan di beberapa tempat tersebar luas. Angka yang didapat dari kota-kota yang sedang berkembang dan umumnya banyak diantara mereka tidak ada ukuran pengontrol polusi, kemungkinan akan terjadi pencemaran bagi buruh,dan kualitas hidup sebagian besar penduduk <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">kota</st1:place></st1:city> akan semakin memburuk. Walaupun beberapa kemajuan talah dicapai dalam pengendalian polusi udara dinegara-negara Industri lebih dari dua dekade terakhir ini, Kualitas udara terutama sekali dikota-kota besar negara sedang berkembang lebih buruk.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Sejak tahun 1974, World Health Organization (=WHO)telah bekerja sama dengan Global Environment Monitoring System (=GEMS) bagian udara yang mengoperasikan jaringan pengontrol udara diperkotaan. GEMS menjalankan jaringannya keseluruh dunia untuk mengontrol kualitas udara dan air, dibantu oleh WHO dan United Nation Environment Programme (=UNEP).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Baru-baru ini komisi kesehatan dan lingkungan WHO yang telah merampungkan tugasnya, mengidentifikasi polusi udara diperkotaan sebagai masalah pokok kesehatan lingkungan yang patut mendapatkan prioritas utama untuk diatasi. Dua hal yang sangat mempengaruhi panyebaran dan transportasi dari zat-zat pencemar udara, yakni iklim dan cuaca, serta letak topografi daerah yang dikaitkan dengan penyebaran penduduk.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Iklim–iklim dikota besar berbeda dengan benua yang lebih dingin dan lembab (seperti di <st1:city w:st="on">Beijing</st1:city> yang sangat dingin), dibandingkan dengan daerah yang di Gurun (Kairo) atau tropical dengan temperatur sedang dan kelembaban tinggi (<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bangkok</st1:place></st1:city>). Akibat beratnya musim dingin, dapat menentukan jumlah pemanasan yang dibutuhkan penduduk sehingga meningkatkan emisi-emisi polutan, seperti SO2 diwaktu musim dingin. Pada kota–kota dengan temperatur sedang, beban polusi cenderung disebarkan secara merata sepanjang tahun. Thermal inversion (=pembalikan suhu) merupakan masalah khusus bagi kotakota dengan iklim panas dan dingin. Dalam keadaan penyebaran normal, gas-gas pencemar yang panas akan timbul disaat mereka datang dan kontak dengan masa udara yang dingin, pada ketinggian yang lebih tinggi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Bagaimanapun lingkaran–lingkaran tertentu, suhu udara lebih meningkat jauh dan membentuk suatu lapisan inversi beberapa puluh atau ratus meter diatas tanah. Lapisan ini akan merangkap polutan–polutan yang dekat sumber-sumber emisi dan berperan sebagai pelindung panas, memperlambat penyebarannya. Kondisi-kondisi seperti ini akan menjadi permasalahan jika kecepatan angin rendah. Keadaan isotermal adalah suatu keadaan yang dijumpai bila tidak ada perubahan dalam temperatur didaerah ketinggian, sehingga mempunyai pengaruh yang sama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Fenomena iklim dan cuaca lain yang sangat mempengaruhi kualitas udara adalah heat urban island yaitu panas yang dihasilkan oleh sebuah <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">kota</st1:place></st1:city> mengakibatkan meningkatnya suhu udara, sehingga terjadi penarikan suhu lebih dingin kedalam dan kemungkinan udaranya lebih tercemar dari daerah-daerah industri sekitarnya. Sebaiknya pada kota-kota yang bersuhu lebih tinggi, yang terkena sinar matahari dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, cenderung mudah terbentuknya jaringan ozon dan fotokimia oksidan lain dari emisi-emisi polutan .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Letak tofografi kota-kota besar juga dapat mempengaruhi sifat penyebaran dan transportasi zat-zat polutan,contohnya sbb :</span></div><div class="separator" style="clear: both; color: yellow; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6TdLdw-dFYBQ02ngePa4Oz9BoYsCPbqc2jc8Rp1G2wfed-3QbgY3NleT-vE_8SViqGorAduEtiZZwCfNIRbJ910t4A8J1FxyYHkODIGdLFcw1OmgycLaRoW3F1Br5D5BUZbE7U6rhl3o/s1600/beijing2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="191" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6TdLdw-dFYBQ02ngePa4Oz9BoYsCPbqc2jc8Rp1G2wfed-3QbgY3NleT-vE_8SViqGorAduEtiZZwCfNIRbJ910t4A8J1FxyYHkODIGdLFcw1OmgycLaRoW3F1Br5D5BUZbE7U6rhl3o/s320/beijing2.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"> Polusi udara di kota Beijing </span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">1. <st1:city w:st="on">Beijing</st1:city>, Kairo, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">New Delhi</st1:place></st1:city> dan Moskow mempunyai tingkat tofografi relatif dan iklimnya tak dipengaruhi oleh molekul air .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">2. Bangkok, bombay, Buenos aires, Calcutta, Jakarta, Karachi, London, Manila, New York, Shanghai dan Tokyo mempunyai tingkat tofografi yang relatif dan iklimnya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">dipengaruhi oleh molekul air.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">3. <st1:city w:st="on">Los Angeles</st1:city>, <st1:country-region w:st="on">Mexico</st1:country-region> city, <st1:city w:st="on">Rio de janeiro</st1:city>, Sao paolo dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Seoul</st1:place></st1:city> mempunyai tofografi beraneka ragam dan suhunya dipengaruhi oleh pegunungan disekitarnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">Keberadaan yang jelas dari suatu badan air/molekul dapat mempengaruhi iklim mikro dan arah angin pantai siang dan malam hari. Bukit-bukit yang mengitari kota-kota sering berfungsi sebagai penghalang hembusan angin, perangkap polusi yang dekat kekota. Pada kota-kota yang dikitari oleh pegungungan tinggi, seperti <st1:city w:st="on">Los Angeles</st1:city> dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Mexico City</st1:place></st1:city>, zat-zat polutan mungkin akan terperangkap dalam udara selama beberapa hari. Daerah pegunungan juga berfungsi sebagai<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">penghambat transportasi polusi udara di kota-kota besar. Pada kota-kota dengan bangunan berstruktur tinggi penyebaran emisi polutan akibat angin besar lebih rendah (The Canyon Effect), karena terhalang oleh bangunan.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";">(029) </span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"></span></div><div class="MsoNormal" style="color: yellow; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua";"><o:p></o:p></span></div><div style="color: yellow;"></div>Beti Adini Wulandarihttp://www.blogger.com/profile/16092609481694709264noreply@blogger.com0