Svante Arrchenius (penggondol hadiah Nobel dalam bidang Kimia tahun 1903) terilhami oleh van’t Hoft (penggondol hadiah Nobel pertama tahun 1901), kuarang lebih satu abad lalutentang formula sederhana untuk kecepatan reaksi selaku fungsi suhu.Namun ini mengacu pada banyak butir-butir molekul secara serentak (sistem makroskopik) dan relatif dalam kurun waktu yang lama. Baru pada tahun 1930-an H.Eyring dan M.Polanyi merumuskan sebuah teori berdasarkan reaksi dalam sistem mikroskopik pada moleul-molekul individual. Perkiraan teoritis adalah bahwa pada kondisi transisinya diseberangi dengan sangat cepat, pada skala waktu yang berlaku bagi getaran molekul. Bahwa akan mungkin untuk melakukan percobaan dalam waktu sesingkat itu, tak pernah diimpikan orang sebelumnya.
Justru itulah yang diinginkan oleh Zewail. Di penghujung tahun 1980-an, ia melakukan serangkaian percobaan yang menuntun kepada lahirnya bidang riset yang disebut femtochemistry. Percobaan ini mencakup penggunaaan kamera berkemampuan kilat guna memantulkan molekul saat terjadinya reaksi kimiawi yang sesungguhnya dan mencoba untuk mengabadikannya tepat pada saat terjadinya kondisi peralihan. Kamera otu didasarkan pada teknologi baru sinar laser berikut kilatan sinar ringan berupa sekian sepersepuluh dari femtoseconds. Waktu yang dibutuhkan bagi atom-atom itu dalam molekul untuk membuat getaran khususnya adalah 10-100 fts. Bahwa reaksi kimia itu seharusnya terjadi pada skala waktu yang bersamaan dengan ketika atom-atom itu berayun, dapat dibandingkan dengan dua pemain akrobat (trapeze) “yang saling bereaksi” pada skalaa waktu yang sama dengan waktu ketika trapeze mereka berayun ke muka dan belakang.
Apakah yang dilihat para pakar kimia itu sebagai ketetapan waktu, berhasil ditingkatkan? Keberhasilan pertama adalah penemuan larutan yang terbentuk sementara itu, mulai dari yang asli hngga ke produk akhirnya, larutan yang diistilahkan sebagai menengah (intermediate). Yang mengawali semua itu adalah molekul-molekul yang relatif stabil atau pecahan-pecahan molekul. Setiap peningkatan ketepatan waktunya menuntun kepada hubungan baru dalam mata rantai reaksinya, dalam bentuk intermediate berumur pendek yang kian meningkat, yang diseduaikan dengan teka-teki pemahaman tentang bagaimana cara mekanisme reaksi itu bekerja. Degan femtosecond spectroscopy untuk pertama kalinya kita dapat mengamati “gerakan perlahan”, apa yang terjadi ketika hambatan reaksinya diseberangi dan dari sana juga kita pahami latar belkang mekanistis pada formula Arrchenius bag kemandirian suhu serta bagi formula hingga van’t Hoft menggondol hadiah nobelnya.
(029)
0 komentar:
Posting Komentar